Kamis, 24 Maret 2011

jafarsodiq/task1/alk/b.niamah

Nama: Jafar Sodiq
NPM: 08 2 0
Prodi / Semester: Pendidikan Ekonomi Akuntansi
Mata Kuliah : Analisis Laporan Keuangan

TUJUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Analisa keuangan digunakan untuk menilai kelangsungan usaha, stabilitas, profitabilitas dari suatu usaha, sub usaha atapun proyek. Analisa keuangan dilakukan oleh seorang profesional yang menyajikan laporan dalam bentuk rasio yang menggunakan informasi sebagaimana tersaji dalam laporan keuangan. Laporan ini biasanya disajikan kepada pimpinan puncak suatu usaha sebagai acuan untuk mengambil suatu kebijakan perusahaan. Berdasarkan hasil analisa ini maka manajemen dapat memutuskan berbagai keputusan manajemen misalnya :
 Melanjutkan atau tidak melanjutkan operasional suatu usaha atau bagian dari suatu usaha.
 Melakukan pembuatan atau pembelian bahan baku dalam proses produksi
 Melakukan pembelian atau menyewa mesin-mesin produksi
 Melakukan penerbitan saham atau melakukan negosiasi untuk memperoleh pinjaman bank guna meningkatkan modal kerja perseroan.
 Berbagai keputusan lainnya yang memungkinkan manajemen melakukan pilihan yang tepat terhadap berbagai alternatif yang ada dalam mengelola perusahaan.
Tujuan analisa keuangan
Analisa keuangan seringkali menilai suatu usaha berdasarkan :
1. Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.
2. Solvabilitas adalah kemampuan perseroan untuk memenuhi seluruh kewajibannya, yang diukur dengan membuat perbandingan seluruh kewajiban terhadap seluruh aktiva dan perbandingan seluruh kewajiban terhadap ekuitas
3. Likuiditas adalah kemampuan perseroan untuk memenuhi kewajiban lancarnya yang diukur dengan menggunakan perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar.
4. Stabilitas adalah kemampuan perseroan dalam mempertahankan usahanya dalam jangka waktu panjang tanpa harus menderita kerugian. Untuk menilai stabilitas perseroan digunakan laporan laba rugi dan neraca keuangan (balance sheet) perseroan serta berbagai indikator keuangan dan non keuangan lainnya.
Analisa keuangan seringkali menggunakan rasio keuangan dari tingkat solvabilitas , profitabilitas, pertumbuhan usaha.
 Kinerja masa lalu untuk suatu masa tertentu misalnya selama 5 tahun
 Kinerja mendatang: menggunakan figur kinerja masa lalu dan teknik matematika serta statistik, termasuk nilai sekarang dan nilai mendatang. Metode perhitungan ini adalah merupakan penyebab dari kesalahan analisa keuangan dimana statistik masa lalu dapat menyebabkan rendahnya prediksi masa mendatang.
 Perbandingan kinerja yaitu membandingkan kinerja antara beberapa perusahaan dalam industri sejenis.
Laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban, disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan.
Komponen Laporan keuangan pokok terdiri dari :
a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA);
b) Neraca.
Neraca; Di dalam akuntansi keuangan, Neraca atau laporan posisi keuangan (bahasa Inggris: balance sheet atau statement of financial position) adalah bagian dari laporan keuangan suatu entitas yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan entitas tersebut pada akhir periode tersebut. Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aset, liabilitas, dan ekuitas yang dihubungkan dengan persamaan akuntansi berikut:
 aset = liabilitas + ekuitas
Informasi yang dapat disajikan di neraca antara lain posisi sumber kekayaan entitas dan sumber pembiayaan untuk memperoleh kekayaan entitas tersebut dalam suatu periode akuntansi (triwulanan, caturwulanan, atau tahunan).
Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia disebutkan di dalam neraca:
 Perusahaan menyajikan aset lancar terpisah dari aset tidak lancar dan kewajiban jangka pendek terpisah dari kewajiban jangka panjang kecuali untuk industri tertentu diatur dalam PSAK khusus. Aset lancar disajikan menurut urutan likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh tempo.
 Perusahaan harus mengungkapkan informasi jumlah setiap aset yang akan diterima dan kewajiban yang dibayarkan sebelum dan sesudah dua belas bulan dari tanggal neraca.
 Apabila perusahaan menyediakan barang atau jasa dalam siklus operasi perusahaan yang dapat diidentifikasi dengan jelas, maka klasifikasi aset lancar dan tidak lancar serta kewajiban jangka pendek dan jangka panjang dalam neraca memberikan informasi yang bermanfaat dengan membedakan aset bersih sebagai modal kerja dengan aset yang digunakan untuk operasi jangka panjang.

Contoh Neraca Perusahaan
Aktiva Kewajiban dan Ekuitas
Kas 6.600.000,- Kewajiban
Piutang 6.200.000,- Notes Payable 30.000.000,-
Piutang
Total Kewajiban 30.000.000,-
Peralatan 25.000.000,- Ekuitas
Barang Persediaan 7.000.000,-
Laba ditahan 800.000,-
total Ekuitas 7.800.000,-
Total 37.800.000,- Total 37.800.000,-

c) Laporan Arus Kas;
Laporan arus kas (Inggris: cash flow statement atau statement of cash flows) adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang (kas) perusahaan.
 Informasi arus kas berguna sebagai indikator jumlah arus kas di masa yang akan datang, serta berguna untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat sebelumnya.
 Laporan arus kas juga menjadi alat pertanggungjawaban arus kas masuk dan arus kas keluar selama periode pelaporan.
 Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus kas memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam mengevaluasi perubahan kekayaan bersih/ekuitas dana suatu entitas pelaporan dan struktur keuangan pemerintah (termasuklikuiditas dan solvabilitas).

d) Catatan atas Laporan Keuangan.
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) dimaksudkan agar laporan keuangan dapat dipahami oleh pembaca secara luas, tidak terbatas hanya untuk pembaca tertentu ataupun manajemen entitas pelaporan. Oleh karena itu, untuk menghindari kesalahpahaman laporan keuangan harus dibuat CaLK yang berisi informasi-informasi untuk memudahkan pengguna dalam memahami Laporan Keuangan serta informasi lainnya yang bila tidak diungkapkan dapat menyesatkan bagi pembaca laporan
Struktur dan Isi CaLK
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan dalam rangka pengungkapan yang memadai, antara lain :
a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya;
b. Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama periode pelaporan;
c. Pengungkapan masing-masing pos pada laporan keuangan mengikuti standar berlaku yang mengatur tentang pengungkapan untuk pos-pos yang berhubungan;
d. Informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan;
e. Untuk memudahkan pembaca laporan, pengungkapan pada CaLK dapat disajikan secara narasi, bagan, grafik, daftar dan skedul atau bentuk lain yang lazim yang mengikhtisarkan secara ringkas dan padat kondisi dan posisi keuangan entitas pelaporan.
Susunan CaLK
Sebagaimana Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor : PER-24/PB/2006 bahwa Catatan atas Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga disajikan dengan susunan sebagai berikut:
I. Pendahuluan
A. Dasar Hukum
B. Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan
II. Kebijakan Akuntansi
A. Pendapatan
B. Belanja
C. Asset
D. Kewajiban
E. Ekuitas Dana
III. Ringkasan Laporan
A. Anggaran Belanja dan Estimasi Pendapatan
B. Realisasi Pendapatan dan Belanja
C. Neraca
IV. Penjelasan atas Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran
A. Pendapatan
A.1 Realisasi Pendapatan
A.2 Hambatan dan Kendala

B. Belanja
B.1 Realisasi Belanja
B.2 Hambatan dan Kendala
V. Penjelasan atas Pos-Pos Neraca
A. Kas di Bendahara Pengeluaran
B. Kas di Bendahara Penerimaan
C. Piutang
C.1 Piutang Pajak
C.2 Piutang PNBP
C.3 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran
C.4 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi
C.5 Piutang Bukan Pajak Lainnya
D. Persediaan
E. Aset Tetap
F. Aset Bersejarah
G. Aset Lainnya
H. Uang Muka dari KPPN
I. Pendapatan yang Ditangguhkan
J. Ekuitas Dana Lancar
K. Ekuitas Dana Investasi
VI. Informasi Tambahan dan Pengungkapan Lainnya
A. Informasi Tambahan
B. Pengungkapan Lainnya
(Detail format dan penjelasan diuraikan pada lampiran Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor : PER-24/PB/2006 tentang Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

makasih buat saran n kunjungannya