Kamis, 28 April 2011

SIFAT STANDAR UMUM

Standar umum bersifat pribadi dan berkaitan dengan persyaratan auditor dan mutu pekerjaannya. Standar umum berbeda dari standar yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan lapangan dan pelaporan. Standar pribadi atau standar umum ini berlaku sama, baik dalam bidang pelaksanaan pekerjaan lapangan maupun pelaporan.
Standar umum pertama berbunyi: “Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelat ihan teknis yang cukup sebagai auditor. " Standar umum pertama menegaskan bahwa betapa pun tingginya kemampuan seseorang dalam bidang-bidang lain, termasuk dalam bidang bisnis dan keuangan, ia tidak dapat memenuhi persyaratan yang dimaksudkan dalam standar auditing ini, jika ia tidak memiliki pendidikan serta pengalaman memadai dalam bidang auditing.
Dalam melaksanakan audit untuk sampai pada suatu pernyataan pendapat, auditor harus senantiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang akuntansi dan bidang auditing. Pencapaian keahlian tersebut dimulai dengan pendidikan formalnya, yang diperluas melalui pengalaman-pengalaman selanjutnya dalam praktik audit. Untuk memenuhi persyaratan sebagai seorang profesional, auditor harus menjalani pelatihan teknis yang cukup. Pelatihan ini harus secara memadai mencakup aspek teknis maupun pendidikan umum.
Asisten junior, yang baru masuk ke dalam karier auditing harus memperoleh pengalaman profesionalnya dengan mendapatkan supervisi memadai dan review atas pekerjaannya dari atasannya yang lebih berpengalaman. Sifat dan luasnya supervisi dan review terhadap hasil pekerjaan tersebut harus meliputi keanekaragaman praktik yang luas. Auditor independen yang memikul tanggung jawab akhir atas suatu perikatan, harus menggunakan pertimbangan matang dalam setiap tahap pelaksanaan supervisi dan dalam review terhadap hasil pekerjaan dan pertimbangan-pertimbangan yang dibuat asistennya.
Dalam menjalankan praktiknya sehari-hari, auditor independen menghadapi berbagai pertimbangan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan yang sangat bervariasi, dari yang benarbenar objektif sampai kadang-kadang secara ekstrem berupa pertimbangan yang disengaja menyesatkan. la diminta untuk melakukan audit dan memberikan pendapatnya atas laporan keuangan suatu perusahaan karena, melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalamannya, ia menjadi orang yang ahli dalam bidang akuntansi dan auditing, serta memiliki kemampuan untuk menilai secara objektif dan menggunakan pertimbangan tidak memihak terhadap informasi yang dicatat di dalam pembukuan perusahaan atau informasi lain yang berhasil diungkapkan melalui auditnya.
Standar Profesional Akuntan Publik perusahaan. Sebagai contoh, seorang auditor yang mengaudit suatu perusahaan dan ia juga menjabat sebagai direktur perusahaan tersebut, meskipun ia telah menggunakan keahliannya dengan jujur, namun sulit untuk mengharapkan masyarakat mempercayainya sebagai seorang yang independen. Masyarakat akan menduga bahwa kesimpulan dan langkah yang diambil oleh auditor independen selama auditnya dipengaruhi oleh kedudukannya sebagai anggota direksi.
Demikian juga halnya, seorang auditor yang mempunyai kepentingan keuangan yang cukup besar dalam perusahaan yang diauditnya; mungkin ia benar-benar tidak memihak dalam menyatakan pendapatnya atas laporan keuangan tersebut, namun, bagaimana pun juga masyarakat tidak akan percaya, bahwa ia bersikap jujur dan tidak memihak. Auditor independen tidak hanya berkewajiban mempertahankan fakta bahwa ia independen, namun ia harus pula menghindari keadaan yang dapat menyebabkan pihak luar meragukan sikap independensinya.
Standar umum ketiga berbunyi: “Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. " Standar ini menuntut auditor independen untuk merencanakan dan melaksanakan pekerjaannya dengan menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama. Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama menyangkut apa yang dikerjakan auditor dan bagaimana kesempurnaan pekerjaannya tersebut. Selanjutnya dalam Seksi ini dibahas tanggung jawab auditor dalam hubungannya dengan pekerjaan audit. Seorang auditor harus memiliki "tingkat keterampilan yang umumnya dimiliki" oleh auditor pada umumnya dan harus menggunakan keterampilan tersebut dengan "kecermatan dan keseksamaan yang wajar".
Para auditor harus ditugasi dan disupervisi sesuai dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan sedemikian rupa sehingga mereka dapat mengevaluasi bukti audit yang mereka periksa. Auditor dengan tanggung jawab akhir untuk suatu perikatan harus mengetahui, pada tingkat yang minimum, standar akuntansi dan auditing yang relevan dan harus memiliki pengetahuan tentang kliennya.I Auditor dengan tanggung jawab akhir bertanggung jawab atas penetapan tugas dan pelaksanaan supervisi asisten.
Standar Pemeriksaan merupakan patokan bagi para pemeriksa dalam melakukan tugas pemeriksaannya. Seiring dengan perkembangan teori pemeriksaan, dinamika masyarakat yang menuntut adanya transparansi dan akuntabilitas, serta kebutuhan akan hasil pemeriksa yang bernilai tambah menuntut BPK menyempurnakan Standar Audit Pemerintahan (SAP) 1995. Pelaksanaan pemeriksaan yang didasarkan pada Standar Pemeriksaan akan meningkatkan kredibilitas informasi yang dilaporkan atau diperoleh dari entitas yang diperiksa melalui pengumpulan dan pengujian bukti secara obyektif.
Apabila pemeriksa melaksanakan pemeriksaan dengan cara ini dan melaporkan hasilnya sesuai dengan Standar Pemeriksaan maka hasil pemeriksaan tersebut akan dapat mendukung peningkatan mutu pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara serta pengambilan keputusan Penyelenggara Negara. Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara juga merupakan salah satu unsur penting dalam rangka terciptanya akuntabilitas publik. Tujuan Standar Pemeriksaan adalah untuk menjadi ukuran mutu bagi para pemeriksa dan organisasi pemeriksa dalam melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.

Kamis, 21 April 2011

Kode Etik Akuntan Publik

Kode Etik Akuntan Publik
Aturan Etika ini harus diterapkan oleh anggota Ikatan Akuntan Indonesia - Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP) dan staf profesional (baik yang anggota IAI-KAP maupun yang bukan anggota IAI-KAP) yang bekerja pada satu Kantor Akuntan Publik (KAP). Dalam hal staf profesional yang bekerja pada satu KAP yang bukan anggota IAI-KAP melanggar Aturan Etika ini, maka rekan pimpinan KAP tersebut bertanggung jawab atas tindakan pelanggaran tersebut.
STANDAR UMUM DAN PRINSIP AKUNTANSI.
Standar Umum Anggota KAP harus mematuhi standar berikut ini beserta interpretasi yang terkait yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan IAI :
1. Kompetensi Profesional. Anggota KAP hanya boleh melakukan pemberian jasa profesional yang secara layak (reasonable) diharapkan dapat diselesaikan dengan kompetensi profesional.
2. Kecermatan dan Keseksamaan Profesional. Anggota KAP wajib melakukan pemberian jasa profesional dengan kecermatan dan keseksamaan profesional.
3. Perencanaan dan Supervisi. Anggota KAP wajib merencanakan dan mensupervisi secara memadai setiap pelaksanaan pemberian jasa profesional.
4. Data Relevan yang Memadai. Anggota KAP wajib memperoleh data relevan yang memadai untuk menjadi dasar yang layak bagi kesimpulan atau rekomendasi sehubungan dengan pelaksanaan jasa profesionalnya.
Kepatuhan terhadap Standar Anggota KAP yang melaksanakan penugasan jasa auditing, atestasi, review, kompilasi, konsultansi manajemen, perpajakan atau jasa profesional lainnya, wajib mematuhi standar yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan oleh IAI. Prinsip-Prinsip Akuntansi Anggota KAP tidak diperkenankan:
1. Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan keuangan atau data keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
2. Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material yang harus dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku, apabila laporan tersebut memuat penyimpangan yang berdampak material terhadap laporan atau data secara keseluruhan dari prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan IAI. Dalam keadaan luar biasa, laporan atau data mungkin memuat penyimpangan seperti tersebut diatas. Dalam kondisi tersebut anggota KAP dapat tetap mematuhi ketentuan dalam butir ini selama anggota KAP dapat menunjukkan bahwa laporan atau data akan menyesatkan apabila tidak memuat penyimpangan seperti itu, dengan cara mengungkapkan penyimpangan dan estimasi dampaknya (bila praktis), serta alasan mengapa kepatuhan atas prinsip akuntansi yang berlaku umum akan menghasilkan laporan yang menyesatkan.
Tanggung jawab kepada klien. Informasi Klien yang Rahasia Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang rahasia, tanpa persetujuan dari klien. Fee Profesional Besarnya fee Anggota dapat bervariasi tergantung antara lain : risiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya. Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi.
Fee kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa profesional tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil tertentu dimana jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut. Fee dianggap tidak kontinjen jika ditetapkan oleh pengadilan atau badan pengatur atau dalam hal perpajakan, jika dasar penetapan adalah hasil penyelesaian hukum atau temuan badan pengatur. Anggota KAP tidak diperkenankan untuk menetapkan fee kontinjen apabila penetapan tersebut dapat mengurangi indepedensi.
Tanggung jawab kepada rekan seprofesi anggota wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan perkataan dan perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi. Komunikasi antar akuntan publik. Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik pendahulu bila menerima penugasan audit menggantikan akuntan publik pendahulu atau untuk tahun buku yang sama ditunjuk akuntan publik lain dengan jenis dan periode serta tujuan yang berlainan. Akuntan publik pendahulu wajib menanggapi secara tertulis permintaan komunikasi dari akuntan pengganti secara memadai. Akuntan publik tidak diperkenankan menerima penugasan atestasi yang jenis atestasi dan periodenya sama dengan penugasan akuntan yang lebih dahulu ditunjuk klien, kecuali apabila penugasan tersebut dilaksanakan untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan atau peraturan yang dibuat oleh badan yang berwenang. Tanggung jawab dan praktik lain perbuatan dan perkataan yang mendiskreditkan. Anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/atau mengucapkan perkataan yang mencemarkan profesi. Iklan, promosi dan kegiatan pemasaran lainnya. Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien melalui pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi. Komisi dan Fee Referal. Komisi adalah imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk lainnya yang diberikan atau diterima kepada/dari klien/pihak lain untuk memperolah penugasan dari klien/pihak lain. Anggota KAP tidak diperkenankan untuk memberikan/menerima komisi apabila pemberian/penerimaan komisi tersebut dapat mengurangi independensi.

Rabu, 20 April 2011

on the spot

Diposkan oleh ON THE SPOT : 7 Kejadian Langka dan Spektakuler di Seluruh Dunia on Selasa, 19 April 2011
1. Memory External


ini adalah yang paling sering dilakukan & sangat efektif. Menggunakan kertas kecil, sehingga memudahkan saat misi mencontek dilakukan. Cara ini memiliki resiko yg tidak terlalu besar. Mengapa? Kerena dengan ukuran kertas yg kecil, pergerakan saat mencontek tidaklah terlalu membuat guru curiga & juga cukup mudah menghilangkan barang bukti jika guru curiga. Jika guru mulai mencurigai kita, kita bisa langsung meremas" kertas tersebut & membuangnya jauh" atau bisa kita sembunyikan di sepatu/kaos kaki. Namun semua itu haruslah dilakukan dengan sangat cepat & hati". Cara ini tidak disarankan untuk yang duduk di depan karena sangat beresiko tinggi

2. Hard Disk


ini sangatlah beresiko tinggi. Tingkat kegagalannya juga besar. Cara ini hanya dipakai oleh pelajar yg malas (malas belajar maupun malas bikin contekan ) & mempunyai nyali tinggi. Cara ini sangat beresiko & mempunyai tingkat kesulitan yg tinggi karena butuh meja berkolong, harus membolak-balik halaman, menimbulkan suara & pergerakan yg mencurigakan. Jika ketahuan gurupun sangatlah sulit menghilangkan jejak & urusannya bisa panjang. Lagi-lagi cara ini sangat tidak disarankan bagi yg duduk depan. Contek jenis ini biasanya lebih menjanjikan, tapi kalo resiko kalo ketauan lebih bahaya, karena si pelaku contek bakal bunya barang bukti mencontek…hahah

3. Sharing And Security


cara ini juga termasuk yang paling sering dilakukan di kelas ane. Dalam cara ini ada 2 tokoh yaitu server & client. Kelas bagaikan sebuah jaringan komputer. Server haruslah orang yg pintar dalam suatu mata pelajaran. Server bertugas membagi jawaban yg ia tahu kepada para client. Di dalam kelas haruslah terdapat banyak server untuk berbagai pelajaran. Karena jika hanya mengandalkan 1 server, daya jangkaunya sangat sempit. Cara penyebaran jawaban bisa melalui sobekkan kertas, finger code (jika soal pilihan ganda), ataupun peer 2 peer (melalui percakapan tanpa suara) Cara ini tidak akan berjalan baik jika ada murid yg pelit/tukang ngibul. Cara ini butuh waktu yg cukup lama karena butuh waktu yg cukup lama karena harus melewati beberapa tahapan yaitu, proses "upload" jawaban oleh server, "download" jawaban oleh client, & proses penyebaran jawabannya. Cara ini dapat diaplikasikan untuk yang duduk depan. Resiko ketahuannya tergantung pada kekompakkan & kekreatifan dlm menyebarkan & menerima jawaban. Contek jenis cenderung lebih menyenangkan. Karena dilakukan oleh 2 kepala (atau lebih), ujian jadi (terasa) lebih ringan…

4. "Mbah Google"


cara ini bermodalkan hp & pulsa. Sebenarnya cara ini sama dengan cara no 3, bedanya cuma teknologi yg dipake lebih canggih & modern. Tapi resiko kegagalannya lumayan besar. Apalagi klo ketahuan & diambil guru tuh hp bisa" pindah kepemilikan & urusannya bisa lebih panjang dari no.

5. Spy Shot


cara ini digunakan jika teman sebangku anda pelit. Anda harus mempunyai mata yg tajam & memanfaatkan waktu secepat mungkin utk melakukannya. Kunci keberhasilan dalam menggunakan sara ini hanya 1, yaitu memperluas jangkauan mata. Cara ini kurang efektif karena biasanya orang yg pelit berusaha semaksimal mungkin utk menyembunyikan jawabannya. Dia juga punya trik" yg membuat anda tidak dpt melihat/meniru jawabannya. Dalam kasus ini, pelaku pencontek cenderung mencontek kerjaan temennya yang pinter. Tapi sering juga karena kepepet, temen yang bodoh pun tetep dicontekin. Dalam contek tipe, korban yang diconteki (biasanya) tidak sadar telah dicontek

6. System Fotocopy


Ini banyak digunakan oleh para pelajar yg malas membuat contekan. Biasanya mereka mem poto kupi buku cetak / catatan. Biasanya buku/catetan difotocopy perkecil 30-40 k

7. Hi - Tech


sekarang sudah jamannya teknologi. Semua sudah terkomputerisasi. Begitupun dengan mencontek. Sebenarnya cara ini sama dengan cara no. 4, bedanya hanya cara ini tdk membutuhkan pulsa. Jaman sekarang mencontek dapat menggunakan alat" canggih seperti hp ataupun jam tangan, dll. Untuk soal matematika & eksak bisa menggunakan kaluklator hp. Untuk soal b. ing/bhs asing lainnya bisa menggunakan kamus di hp. Untuk soal hafalan bisa menggunakan notes di hp atau kita bisa memotret bahan yang untuk dihafalkan.

Kamis, 14 April 2011

BEBERAPA ISU DALAM ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN

BEBERAPA ISU DALAM ANALISIS PERBANDINGAN
LAPORAN KEUANGAN

Analisis berdasarkan laporan keuangan akan melibatkan beberapa perbandingan baik terhadap perusahaan lainnya atau terhadap data periode-periode sebelumnya. Isu tersebut adalah :
a. Laporan keuangan yang disesuaikan kembali.
Ada beberapa situasi dimana perusahaan diharuskan menyesuaikan kembali laporan keuangan periode yang lalu :
i. Jika perusahaan pada periode sekarang memutuskan untuk menghentikan lini bisnis tertentu, maka pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan lini bisnis tersebut dan laba atau rugi yang diharapkan disebabkan pelepasan lini bisnis tersebut akan diklasifikasikan dalam item “operasi yang dihentikan” (discountinued operation) dalam laporan rugi laba.
ii. Jika perusahaan bergabung dengan perusahaan lain dalam transaksi yang masuk pada kategori pooling of interest, laporan keuangan yang lama ( periode lalu ) harus menyesuaikan laporan keuangan yang baru seperti kalau kedua perusahaan tersebut bergabung sejak dulu.
iii. Perubahan –perubahan prinsip akuntansi (missal, perubahan dari lifo menjadi fifo ) mengharuskan perusahaan menyesuaikan kekmbali laporan keuangan masalalunya supaya mencerminkan prinsip yang baru tersebut.
b. Perbedaaan klasifikasi rekening.
Seringkali perusahaan melakukan klasifikasi item-item atau rekening-rekening dalam laporan kuangan berbeda satau sama lainnya. Jika ada informasi yang cukup, penyesuaian bias dilakukan agar perbandingan lebih konsisten tetapi jika tidak ada informasi yang cukup barangkali tidak perlu dilakukan penyesuaian. Pada situasi seperti ini harus memberi cacatan mengenai perbedaan klasifikasi rekening tersebut agar interpretasi lebih lanjut bias mengacu pada catatan tersebut.
c. Perbedaan prinsip-prinsip akuntansi.
Apabila ada informasi yang cukup, sehingga penyesuaian bias dilakukan tanpa membuat asumsi yang tidak realistis, maka penyesuaian bias dilakukan. Tetapi apabila tidak ada informasi yang cukup, barang kali tidak perlu dilakukan penyesuaian dan perbedaan tadi akan di bicarakan dalam tahap interpretasi.

d. Perbedaaan penanggalan laporan keuangan.
Meskipun kebanyakan laporan keuangan menggunakan Desember sebagai akhir periode, tetapi ada beberapa perusahaan yang menggunakan penanggalan akhir periode bulan yang lain. Pilihan semacam ini semakin popular apabila perusahaan ingin menyesuaikan laporan keuangannya dengan siklus musiman bisnis. Siklus musiman biasanya tidak harus sesuai dengan penanggalan akhir Desember.
e. Perbandingan dengan data historis dan dengan perusahaan.
Apabila analisis melakukan perbandingan data keuangan dengan data-data masa lalu maka ia akan melakukan analisis time series. Semakin banyak observasi yang ia punyai analisis akan semakin baik.
Dalam analisis semacam itu analisis harus memperhatikan factor-faktor yang akan berpengaruh besar terhadap perilaku data, dan bias menjadi dasar interpretasi keuangan perusahaan. Contoh factor tersebut adalah :
i. Perubahan lini produk yang signifikan,missal melalui akuisisi atau penjualan anak perusahaan. Kejadian semacam itu tentu akan mempengaruhi trend data keuangan dan akan mempengaruhi analisis perbandingan dengan data masa lalu (analisis time series).
ii. Perubahan prinsip dan metode akuntansi. Perubahan ini akan mempengaruhi data time series.
Beberapa isu dalam pemakaian rata-rata industry antara lain :
i. Defenisi industry.
ii. Perhitungan rata-rata industry.
iii. Distribusi atas nilai rata-rata.
iv. Devenisi rasio keuangan.
Dengan memahami beberapa keterbatasan tersebut analisis keuangan bias lebih berhati-hati dalam melakukan analisis.

Senin, 11 April 2011

apa tow olahraga pernapasan?????

TENTANG SEJARAH SILAT TENAGA DALAM



Pembaca yang budiman, untuk melengkapi artikel saya tentang Silat Tenaga Dalam Nur Illahi, saya postingkan hasil browsing saya di internet tentang asl usul dan ciri khas silat tenaga dalam, walau tidak persis 100 %, tapi agak bisa menjelaskan sedikit…

Berikut ini adalah hasil temuan kami atas pengamatan dan penelusuran sejarah Tenaga Dalam di Indonesia…..

Tenaga dalam (versi Indonesia) identik dengan ilmu yang mampu menghalau lawan dalam keadaan amarah/emosi dari jarak jauh. Lazimnya, bela diri jenis ini digali melalui olah napas, jurus dan pengejangan pada bagian tubuh tertentu (dada/perut). Terkadang pula disertai ajaran spiritual.

Perkembangan sejarah tenaga dalam di Indonesia diwarnai oleh 4 tokoh penting. Yaitu

1. Muhammad Toha pendiri Sin Lam Ba (Jakarta),

2. Anandinata pendiri Margaluyu (Bandung),

3. H Abdul Rasyid pendiri Budi Suci (Bogor) dan

4. Nampon pendiri Tri Rasa (Bandung).

Pada akhir abad 19 tenaga dalam sudah mulai dipelajari secara terbatas tetapi baru keluar dari “sangkar”-nya pada tahun 1932 ketika Nampon melakukan aktivitas nyleneh di depan stasiun Padalarang. Saking girangnya menyambut kelahiran anak pertamanya, Nampon diluar kesadarannya berteriak-teriak seperti orang gila. Karena dianggap gila, Nampon hendak diringkus beramai-ramai. Namun dari sekian orang yang akan menjamah tubuhnya itu jatuh terpelating.

Nampon lahir di Ciamis pada tahun 1888 dan wafat tahun 1962. Semula adalah pegawai di jawatan kereta api di jaman Belanda. Ia dipecat dan berulang kali masuk bui karena sikapnya yang anti penjajah Belanda. Diantara murid Nampon yang berjasa ikut mengembangkan tenaga dalam adalah Setia Muchlis dan KM Tamim yang kemudian mendirikan perguruan TRI RASA yang banyak diikuti kalangan Mahasiswa di Bandung, diantaranya murid itu adalah Bung Karno dan M Natsir.

Dari Nampon

Menurut kalangan pendekar sepuh di wilayah Jawa Barat, sebelum memperkenalkan “jurus tenaga dalam“ Nampon banyak belajar ilmu dari pendekar yang lebih senior. Ia pernah berguru pada Abah Khoir pencipta silat Cimande, dan pendekar-pendekar asal Batavia diantaranya Bang Madi, Bang Kari, Bang Ma’ruf juga H Qosim pendekar yang diasingkan kerajaan Pagar Ruyung, Padang karena mengajarkan silat di luar kerajaan.

Kini ketika perguruan tenaga dalam menjamur hampir di seluruh kota dengan bendera yang berbeda-beda (walau corak jurus dan oleh napas serupa), kemudian muncul pertanyaan, dari mana asalnya ilmu tenaga dalam dan siapa tokoh yang pertama kali menciptakannya?


Sidik, murid dari H Abdul Rosyid pendiri aliran Budi Suci yang banyak menyebarkan aliran ini di Jawa dan Sumatra, pada tahun 1985 mengatakan bahwa jurus tenaga dalamnya diwarnai keilmuan Abah Khoir dan Nampon. Begitu halnya dengan aliran yang banyak berkembang di Jawa Tengah, seperti Ragajati di Banyumas, JSP (Jurus Seni Penyadar) di Tegal dan beberapa aliran di Semarang.

Yosis Siswoyo Guru Besar aliran Bandar Karima Bandung saat dikonfirmasi, mensinyalir bahwa kemunculan tenaga dalam di wilayah Jawa Barat secara terbuka memang terjadi pada masa Nampon sepulang dari penjara Digul.

Namun demikian Yosis tidak berani memastikan pencipta jurus tenaga dalam itu Nampon seorang, mengingat pada masa yang hampir bersamaan, di Batavia/Jakarta juga muncul aliran Sin Lam Ba dan Al-Hikmah, bahkan pada tahun yang hampir bersamaan, di daerah Ranca Engkek Bandung Andadinata memunculkan ilmu tenaga dalam yang diklaim asli hasil pemikirannya sendiri.

Aliran Andadinata ini kemudian dikenal dengan nama Marga Rahayu namun kemudian dirubah menjadi Margaluyu dan mulai dikenalkan pada pada khalayak pada tahun 1932, tetapi pada tahun 1922 aliran itu sudah diperkenalkan dalam lingkup yang terbatas.

Anandinata konon memiliki beberapa murid, diantaranya Dan Suwaryana, dosen ASRI yang juga wartawan di Yogyakarta. Dari Dan Suwaryana ini kemudian “pecah” (berkembang) lebih dari 17 perguruan tenaga dalam besar yang kini bermarkas di kota gudeg, Yogyakarta, diantaranya Prana Sakti yang dikembangkan Aspanuddin Panjaitan.

Menurut berbagai pihak yang dapat dipercaya, perguruan yang terinspirasi oleh Prana Sakti itu, diantaranya : Prana Sakti Indonesia, Prana Sakti Jayakarta, Satria Nusantara, Perdawa Padma, Radiasi Tenaga Dalam, Kalimasada, Bunga Islam, Al-Barokah, Indonesia Perkasa, Sinar Putih, Al-Barokah, Al-Ikhlas, dll.

Para Wali

Konon, keilmuan yang ada pada Margaluyu itu sendiri memiliki silsilah dari para Wali di tanah Jawa, yang apabila diruntut yaitu dari Syekh Datul Kahfi – Prabu Kian Santang / P.Cakrabuana (Setelah masuk Islam dikenal sebagai Sunan Rahmad Suci Godong Garut) kemudian ke : Sunan Gunung Jati dan dari beliau turun ke Anandinata.

Hingga kini sejarah tenaga dalam masih misteri, siapa tokoh yang pertama kali menciptakannya. Para pinesepuh juga tidak memiliki refrensi yang kuat berkaitan dengan sejarah perguruan dan pencetusnya.

Dari kalangan Budi Suci atau perguruan yang mengambil sumber dari aliran yang didirikan H Abdul Rosyid ini setidaknya ada 3 nama tokoh yang disebut-sebut dalam “ritual” yaitu Madi, Kari dan Syahbandar (atau disebut Subandari, tetapi bernama asli H Qosim).

Tentang nama Madi, Kari dan Syahbandar sebagaimana disebut diatas, memang banyak mewarnai keilmuan Nampon, namun keilmuan itu lebih bersifat fisik, karena dalam catatan “tempo doeloe” Madi dan Kari belum memperkenalkan teknik bela diri tenaga dalam (pukulan jarak jauh).

Baik Madi, Kari dan Syahbandar dikenal sebagai pendekar silat (fisik) pada masanya. H. Qosim yang kemudian dikenal sebagai Syahbandar atau Mama’ Subadar karena tinggal dan disegani masyarakat desa Subadar di wilayah Cianjur. Sedangkan Madi dikenal sebagai penjual dan penjinak kuda binal yang diimpor asal Eropa.

Dalam dunia persilatan Madi dikenal pakar dalam mematah siku lawan dengan jurus gilesnya, sedangkan Kari dikenal sebagai pendekar asli Benteng Tangerang yang juga menguasai jurus-jurus kung fu dan ahli dalam teknik jatuhan.

Pada era Syahbandar, Kari dan Madi banyak pendekar dari berbagai aliran berkumpul. Batavia seakan menjadi pusat barter ilmu bela diri dari berbagai aliran, mulai dari silat Padang, silat Betawi kombinasi kung fu ala Bang Kari, juga aliran Cimande yang dibawa oleh Khoir.

Dari aliran Budi Suci yang keilmuannya konon bersumber dari Khoir dan Nampon, juga tidak berani mengklaim bahwa tenaga dalam itu bersumber (hanya) dari Nampon seorang. Begitu halnya kalangan yang mengambil sumber dari Margaluyu.

Kalangan Budi Suci, menganalisa bahwa Namponlah yang patut dianggap sebagai pencipta, karena dalam ritual (wirid), nama-nama yang disebut adalah Madi, Kari dan Syahbandar (Syeh Subandari), sedangkan nama Nampon tidak disebut-sebut. Ini menunjukkan bahwa inspirasi ilmu berasal dari tokoh sebelum Nampon, walau nampon yang kemudian merangkum dan menyempurnakannya. Namun simpulan itu diragukan mengingat pada masa pendekar Madi, Kari, Sahbandar ini tenaga dalam belum dikenal.

Terbukti, dalam suatu peristiwa saat Madi diserang kuda binal juga mematahkan kaki kuda dengan tangkisan tangannya, dan Khoir guru dari Nampon saat bertarung dengan pendekar Kung Fu, juga menggunakan selendang untuk mengikat lawannya pada pohon pinang. Artinya, jika tenaga dalam itu sudah ada, dan mereka-mereka itu adalah pakarnya, kenapa musti pakai selendang segala? Kenapa tidak pakai “jurus kunci” agar pendekar Kung Fu itu tidak bisa bergerak.

Justru pemanfaatan tenaga dalam itu baru tercatat pada era Nampon tahun 1930-an. Kasus “histeris” saat menyambut kelahiran anaknya di depan stasiun Padalarang, dan pertarungan Nampon dengan Jawara Banten juga saat melayani tantangan KM Thamim yang (setelah kalah) lalu berguru kepadanya.

Yosis Siswoyo (63) dari Silat Bandar Karima (kepanjangan dari Syahbandar, Kari dan Madi) termasuk kalangan pendekar generasi tua di Bandung juga mengakui dari kalangan perguruan pencak silat dan tenaga dalam memang kurang mentradisikan dalam pelestarian sejarah perguruannya.

Walau Yosis menyebut Nampon dan Andadinata sebagai tokoh yang banyak berjasa mengenalkan tenaga dalam di wilayah Jawa Barat, namun kemunculan Sin Lam Ba dan Al-Hikmah di Batavia pada kurun waktu yang hampir bersamaan, (bahkan disinyalir lebih dulu) juga perlu dipertimbangkan bagi yang ingin melacak sejarah.

Tentang Sin Lam Ba, H Harun Ahmad, murid Muhammad Toha guru besar Sin Lam Ba – Jakarta, kepada penulis menjelaskan bahwa pada tahun 1896 Bang Toha yang juga anggota Polisis di zaman Belanda itu menemukan jurus tenaga dalam dari H Odo seorang kiai dari pesantren di Cikampek, Jawa Barat sedangkan Al-Hikmah yang dikembangkan oleh Abah Zaki Abdul Syukur juga bersumber dari Bang Toha bahkan pada awal kali memulai aktivitas perguruannya, sempat bergabung dibawah panji Sin Lam Ba. Namun ketika H Harun Ahmad ditanya tentang dari mana H Odo mendapatkan ilmu itu, ia tak dapat menjelaskannya.

H Harun hanya menjelaskan, aliran tenaga dalam yang kini berubah menjadi nama yang banyak dan berbeda-beda itu, dulunya adalah “Ilmu Tanpa Nama” yang kemudian dikembangkan pencetusnya dengan cara mengadopsi atau menyampur dari berbagai aliran yang pernah dipelajarinya.

Mulai Berubah Fungsi

Melacak sejarah perkembangan tenaga dalam setidaknya dapat ditelusuri dari sejarah berdirinya aliran tenaga dalam “tua” yaitu :

1896 pertemuan M. Toha dengan H. Odo di Cikampek lalu berdiri aliran Sin Lam Ba di Jakarta.

1922 secara terbatas Andadinata mulai memperkenalkan jurus tenaga dalam di daerah Ranca Ekek, Bandung. Dari Andadinata kemudian muncul aliran Margaluyu.

1932 Nampon mendirikan aliran Tri Rasa di Bandung dan H. Abdul Rosyid mendirikan aliran Budi Suci di Bogor.

Penelusuran sementara sejarah perkembangan perguruan tenaga dalam lebih tertuju pada wilayah Jawa Barat dan Batavia sebagai tempat kelahiran aliran tenaga dalam.

Aliran bercorak Nampon menyebar ke Jawa Tengah melalui perguruan Ragajati, JSP (jurus seni penyadar) dan beberapa aliran tanpa nama.

Sin Lam Ba lebih banyak berkembang di wilayah Jakarta, sedangkan Al-Hikmah masuk Jawa Tengah melalui jalur pesantren Bambu Runcing di Parakan Temanggung. Budi Suci yang didirikan H. Abdul Rosyid di Bogor memilih wilayah pengembangan di wilayah pantai utara ke arah timur mulai dari Jakarta, Bekasi, Karawang, Cikampek, Kuningan, Indramayu dan Cirebon, Semarang, Rembang dan tahun 1983 di Cluwak, Pati Utara. Sedangkan Margaluyu justru berkembang pesat di wilayah Yogyakarta, walau guru yang belajar dari aliran ini kemudian mengganti perguruan dengan nama baru.

Pada tahun-tahun berikutnya, perkembangan perguruan tenaga dalam layaknya MLM (Multi Level Marketing). Seseorang yang belajar pada suatu perguruan memilih untuk mendirikan perguruan baru sesuai selera pribadinya. Ini adalah gejala alamiah yang tidak perlu dimasalahkan, karena setiap guru atau orang yang merasa mampu mengajarkan ilmu pada orang lain itu belum tentu sepaham dengan tradisi yang ada pada perguruan yang pernah diikutinya.

Pertimbangan merubah nama perguruan itu dilatarbelakangi oleh hal-hal yang amat kompleks, mulai adanya ketidaksepahaman pola pikir antara orang zaman dulu yang mistis dan kalangan modernis yang mempertimbangkan sisi kemurnian aqidah dan ilmiah, disamping pertimbangan dari sisi komersial. Yang pasti, misi orang mempelajari tenaga dalam pada masyarakat sekarang sudah mulai berubah dari yang semula berorientasi pada ilmu kesaktian menuju pada gerak fisik (olah raga) karena orang sekarang menganggap lawan berat yang sesungguhnya adalah penyakit. Karena itu, promosi perguruan lebih mengeksploitasi kemampuan mengobati diri sendiri dan orang lain.

Aliran perguruan tenaga dalam yang mengeksploitasi kesaktian kini lebih diminati masyarakat tradisional. Dan menurut pengamatan penulis, perguruan ini justru sering “bermasalah” disebabkan pola pembinaan yang menggiring penganutnya pada sikap “kejawaraan” melalui doktrin-doktrin yang kurang bersahabat pada aliran lain dari sesama perguruan tenaga dalam maupun bela diri dari luar (asing).

Sikap ini sebenarnya bertentangan dengan sikap para tokoh seperti Bang Kari yang selalu wanti-wanti agar siapapun yang mengamalkan bela diri untuk selalu memperhatikan “sikap 5” yaitu :

1. Jangan cepat puas.

2. Jangan suka pamer.

3. Jangan merasa paling jago.

4. Jangan suka mencari pujian dan

5. Jangan menyakiti orang lain.

Dan perlu diingat, perkembangan pencak silat sebagai dasar dari tenaga dalam itu, baik pelaku maupun keilmuannya dapat berkembang karena silaturahmi antar tokoh, mulai dari silat Pagar Ruyung Padang yang dibawa H Qosim (Syahbandar), Bang Kari dan Bang Madi yang merangkum silat Betawi dengan Kung Fu, juga Abah Khoir dengan Cimandenya, RH. Ibrahim dengan Cikalongnya.

Rangkapan Fisik

Setiap perguruan tenaga dalam memberikan sumbangsih tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Margaluyu menorehkan tinta emas sebagai perguruan tua yang banyak mengilhami hampir sebagian besar perguruan di Indonesia, dan cabang-cabang dari perguruan ini banyak berjasa bagi pengembangan tenaga dalam yang ilmiah dan universal.

Sin Lam Ba, Al-Hikmah, Silat Tauhid Indonesia berjasa dalam memberikan nafas religius bagi pesertanya, dan aliran Nampon berjasa dalam memberikan semangat bagi para pejuang di era kemerdekaan.

Terlepas dari sisi positif dari aliran-aliran besar itu, pengembangan aliran tenaga dalam yang kini masih memilih corak pengembangan bela diri dan kesaktian itu justru mendapat kritik dari para pendahulunya.

Pada tahun 1984 Alm. Sidik murid dari H Abdul Rosyid saat berkunjung ke wilayah Pati utara dan menyaksikan cara betarung (peragaan) suatu perguruan “pecahan” dari Budi Suci, menyayangkan kenapa sebagian besar dari siswa perguruan tenaga dalam itu sudah meninggalkan teknik silat (fisik) sebagai basic tenaga dalam.

Artinya, saat diserang mereka cenderung diam dan hanya mengeraskan bagian dada/perut. Kebiasaan ini menurutnya suatu saat akan menjadi bumerang saat harus menghadapi perkelahian diluar gelanggang latihan. Karena saat latihan hanya dengan “diam” saja sudah mampu mementalkan penyerang hingga memberikan kesan bahwa menggunakan tenaga dalam itu mudah sekali.

Mereka tidak sadar bahwa dalam perkelahian di luar gelanggang latihan itu, suasananya berbeda. Dalam arena latihan yang dihadapi adalah teman sendiri yang sudah terlatih dalam menciptakan emosi (amarah).

Cara bela diri memanfaatkan tenaga dalam yang benar menurut Alm. Sidik sudah dicontohkan oleh Nampon saat ditantang jawara dari Banten dan saat akan dicoba kesaktiannya oleh KM Tamim. Yaitu, awalnya mengalah dan berupaya menghindar namun ketika lawan masih memaksa menyerang, baru dilayani dengan jurus silat secara fisik, menghindar, menangkis dan pada saat yang dianggap tepat memancing amarah dengan tamparan ringan dan setelah penyerang emosi, baru menggunakan tenaga dalam.

Pola pembinaan bela diri yang tidak lengkap yang hanya fokus pada sisi batin saja, sering menjadi bumerang bagi mereka yang sudah merasa memiliki tenaga dalam sehingga terlalu yakin bahwa bagaimanapun bentuk serangannya, cukup dengan diam (saja) penyerang pasti mental. Dan ketika mereka menghadapi bahaya yang sesungguhnya, ternyata menggunakan tenaga dalam tidak semudah saat berlatih dengan teman seperguruannya.

Fenomena pembinaan yang sepotong-potong ini tidak lepas dari keterbatasan sebagian guru yang pada umumnya hanya pernah “mampir” di perguruan tenaga dalam. Sidik mengakui banyak orang yang belajar di Budi Suci hanya bermodal “jurus dasar” saja sudah banyak yang berani membuka perguruan baru. Padahal dalam Budi Suci itu terdapat 3 tahapan jurus. Yaitu, Dasar Jurus – Jodoh Jurus dan Kembang Jurus (ibingan).

Karena tergesa-gesa ingin membuka aliran baru itu menyebabkan siswa sering tidak siap disaat harus menggunakan tenaga dalamnya. Dan Yosis Siswoyo dari Bandar Karima memberikan konsep bahwa keberhasilan memanfaatkan tenaga dalam ditentukan dari prinsip “min-plus” yang dapat diartikan : Biarkan orang berniat jahat (marah), aku memilih untuk tetap bertahan dan sabar.

Karena itu pembinaan fisik, teknik bela diri fisik, teknik, kelenturan, refleks dan mental bertarung perlu ditanamkan terlebih dahulu karena kegagalan memanfaatkan tenaga dalam lebih disebabkan mental yang belum siap sehingga orang ingat punya jurus tenaga dalam setelah perkelahian itu sudah usai.

Berdasarkan pengamatan, tenaga dalam berfungsi baik justru disaat pemiliknya “tidak sengaja” dan terpaksa harus bertahan dari serangan orang yang berniat jahat. Dan tenaga dalam itu sering gagal justru disaat tenaga dalam itu dipersiapkan sebelumnya untuk “berkelahi” dan akan lebih gagal total jika tenaga dalam itu digunakan untuk mencari masalah.

Tenaga dalam harus bersifat defensif atau bertahan. Biarkan orang marah dan tetaplah bertahan dengan sabar dan tak perlu mengimbangi amarah. Sebab jika pemilik tenaga dalam mengimbangi amarah, maka rumusnya menjadi “plus ketemu plus” yang menyebabkan energi itu tidak berfungsi. Dan dalam hal ini Budi Suci menjabarkan konsep “min – plus” itu dengan

* sikap membiarkan lawan “budi” (bergerak/amarah) dan
* tetap mempertahankan “suci” (sabar, tenang).

Memposisikan diri tetap bertahan (sabar) sangat ditentukan tingkat kematangan mental. Dan pada masa Nampon dan H Abdul Rosyid, tenaga dalam banyak berhasil karena dipegang oleh pendekar yang sudah terlatih bela diri secara fisik (sabung) sehingga saat menghadapi penyerang mentalnya tetap terjaga.

Sekarang semua sudah berubah. Orang belajar tenaga dalam sudah telanjur yakin bahwa serangan lawan tidak dapat menyentuh sehingga fisik tidak dipersiapkan menghindar atau berbenturan. Dan karena tidak terlatih itu disaat melakukan kontak fisik, yang muncul justru rasa takut atau bahkan mengimbangi amarah hingga keluar dari konsep “min-plus”.

Tenaga Dalam Pantura

Perkembangan tenaga dalam di wilayah eks Karisedenan Pati tak lepas dari peran Perguruan Satya dibawah asuhan alm. Soeharto – Semarang.

Satya berkembang di wilayah Pati awalnya dibawa oleh murid Soeharto bernama Subiyanto asal Jepara. Namun Subiyanto kemudian membuat perguruan Mustika. Walau perguruan ini hanya muncul sesaat kemudian tidak terdengar lagi.

Pada akhir tahun 70-an Satya masuk wilayah Pati dengan corak yang saat itu dianggap tabu karena berlatih pada tempat terbuka pada siang hari. Ini berbeda dengan aliran lain yang memilih berlatih secara sembunyi-sembunyi.

Satya lebih mudah diterima masyarakat karena sifatnya yang terbuka, lebih njawani dan tidak bernaung dibawah partai politik tertentu bahkan menerima anggota dari semua agama, walau dalam ritualnya Satya tidak jauh beda dengan aliran Budi Suci yang dikembangkan oleh Bang Ali yang saat itu juga banyak berkembang di Jawa Tengah.

Kesamaan Satya dengan Budi Suci disebabkan alm. Soeharto mengenal jurus tenaga dalam itu berasal dari Yusuf di Tanjung Pinang, dan Yusuf adalah murid dari alm. Sidik, salah satu dari murid H Abdul Rosyid sang pendiri aliran Budi Suci.

Dalam lingkup pergruannya, Soeharto hampir tidak pernah menyebut-nyebut nama Yusuf sebagai sang guru. Ini disebabkan adanya hal yang sangat pribadi berkaitan dengan sang guru yang WNI keturunan itu. Justru Soeharto lebih sering menyebut nama Sidik, walau pertemuan keduanya itu baru berlangsung diawal tahun 80-an.

Ketika beberapa pengurus Satya di Sirahan, Cluwak berhasil menemukan Sidik di Cilincing, Jakarta Utara, lalu diboyong untuk meneruskan pembinaan dari anggota Satya yang saat itu sudah pasif dari berbagai kegiatan perguruan.

Kehadiran Sidik ke Sirahan ibarat meneruskan pelajaran lanjutan yang tidak terdapat pada kurikulum Satya. Selain pembaharuan dalam jurus dasar juga meneruskan pada materi Jodoh Jurus dan Kembang Jurus ciptaan oleh Abah Khoir sang pendiri Cimande dan sebagian sudah digubah oleh H Abdul Rosyid.

Sejarah tentang tenaga dalam perlu diketahui oleh mereka yang mengikuti suatu aliran tenaga dalam. Ketidaktahuan tentang sejarah itu dapat menggiring seseorang bersikap kacang lupa kulit, bahkan memunculkan “anekdot spiritual” sebagaimana dilakukan seorang guru tenaga dalam yang karena ditanya murid-muridnya dan ia tidak memiliki jawaban lalu menjelaskan bahwa orang-orang yang ditokohkan dalam perguruan itu dengan jawaban yang mengada-ada.

Misalnya, Saman adalah seorang Syekh dari Yaman, Madi disebut sebagai Imam Mahdi, Kari adalah Imam Buchori, Subandari adalah Syeh Isbandari. Dan jawaban seperti itu tidak memiliki dasar dan konon hanya berdasarkan pada kata orang tua semata.(Dari berbagai sumber)

Silat Tenaga Dalam Nur Illahi yang saya pelajari dan tulis diblog ini didapat dari Mbah Muin, yang pada tahun 1968-1973 berdomisili di Jakarta. Adapun guru beliau sendiri saya tidak tahu namanya, tapi katanya dari Banten…

Pantangan yang berat dari aliran ini adalah MOLIMO (Maling, Madon/berzinah, Mabuk, Madat/narkoba, Maen judi)…

Aliran ini latihan fisiknya berat, tapi yang lebih berat sebenarnya adalah latihan sabar dan pantangan molimonya….kalau melanggar pinaltinya berat.

Dari berbagai pengalaman uji coba bertarung betulan, ilmu silat ini sangat ampuh kalau untuk pertarungan antara hidup dan mati, pertarungan yang taruhannya nyawa..mengapa begitu? karena orang yang berniat membunuh kita, pasti nafsu amarahnya sangat tinggi, berarti enerji negatifnya sangat dahsyat…dan justru nafsu amarah lawan inilah yang kita kembalikan dengan ilmu silat tenaga dalam ini, seperti halnya sebuah kaca cermin bisa mengembalikan serangan senjata sinar laser yang menghancurkan…

Pendapat bapak Sidik, murid dari H.Abdul Rosyid tentang para pesilat tenaga dalam sebaiknya juga menguasai silt fisik adalah benar sekali…sebab kalau kita menghadapi para karateka atau pesilat pertandingan yang mampu menahan amarah pada saat berkelahi, maka pesilat tenaga dalam akan sulit menjatuhklan lawan, karena lawan tidak punya nafsu amarah…

Segi positifnya, para pesilat tenaga dalam memang dilarang menggunakan ilmu silat tenaga dalamnya kecuali untuk membeladiri dari serangan yang mematikan…bukan untuk kejahatan atau jago jagoan….karena itu pemilik silat tenaga dalam yang tinggi biasanya tidak akan memamerkan diri/show, karena itu memang ilmu simpanan, ilmu pamungkas…yang dipamerkan biasanya hanya karate, judo, silat mertpati putih, tinjunya saja (sesuai pengalaman pribadi)…

Tingkat kekuatan ilmu silat tenaga dalam sangat dipengaruhi oleh tiongkat keimanan dan ketaqwaan sipesilat…makin beriman dan bertaqwa, makin ampuh ilmunya…sekaligus dapat digunakan untuk bertarung melawan jin dan iblis serta pengobatan kesurupan dan sante…bahkan semua penyakit manusia…(tentunya atas izin Tuhan)…

Ilmu silat tenaga dalam yang dirawat dengan baik, mampu menetralisir semua kekuatan black magic jenis apapun, baik itu ilmu santet, guna guna, leak, kebal, bisa menghilang, bisa menyetrom/tai chi tingkat tinggi, dll (sesuai pengalaman pribadi selama 38 tahun)… Ilmu ini juga sangat efektif bagi penugasan saya sebagai Komandan Polisi Milter selam puluhan tahun yang sering harus bertugas yang bertaruh nyawa….seperti saat menetralisir kekuatan ilmu hitam Xanana Gusmao di Dilli Timtim…



















Ditulis dalam spiritual
« DOA YANG TERKABUL
SALAM KANGEN UNTUK PENGUNJUNG BLOG »

Suka
Be the first to like this post.
Tanggapan

1.

Assalamu’alaikum wr. wb.,

Terima kasih atas artikelnya, pak Tirta.

Sangat bagus untuk menambah wawasan sekaligus membantu menyebar luaskan seni bela diri khas Indonesia agar dapat diterima oleh bangsa-bangsa lain.

Pencak Silat di Eropa memang belum sepopuler seni bela diri lainnya seperti judo, karate atau taekwondo. Namun pencak silat sudah sejak dulu dikenal luas di negeri Belanda yang berpenduduk 16 juta orang. Di negeri kincir angin tersebut terdapat tidak kurang 37 perguruan silat dari berbagai aliran yang penggemarnya dari ke hari semakin banyak.

Beberapa perguruan pencak silat di Belanda yang berakar dari Indonesia adalah sebagai berikut:

1. PS Panglipur
2. PS Padjadjaran Nasional
3. PS Satria Muda
4. PS Paulu Sembilan
5. PS Mande Muda
6. PS Pamur kombinasi Tjimande Tari Kolot Kebon Djeroek Hilir Banten
7. PS Baringin Sakti
8. PS Ciung Wanara
9. PS Bakti Negara
10. PS Perisai Diri
11. PS Perisai Putih
12. PS Setia Hati
13. PS Bongkot Harimau
14. PS Naga Putih Jokotole
15. PS Manyang
16. PS Merpati Putih
17. Satria Nusantara
18. PS Tapak Suci
19. PS Pamur
20. PS Poekoelan Kemajoran
21. PS Pukulan Betawi
22. PS Pukulan Pecutan
23. PS Ular Sendok

Alangkah baiknya bila silat ini bisa masuk resmi dalam turnamen internasional seperti Asian Games dll.

Saya sendiri pernah aktif di PS no. 5 dan 17. Mudah-mudahan sharing ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

Wassalamu’alaikum wr. wb.,

William
*

Oleh: william on Juli 25, 2008
at 3:01 pm

Balas

2.

william, asswrwb…

wah rupanya kita memiliki hoby yang sama…

kata Jaya pak William juga pernah jadi tentara Nato di Eropa…tolong sharingkan buat teman pembaca di blog ini tentang pengalaman jadi tentara Nato, terutama suka dukanya…

Melihat daftar perguruan silat yang 23 buah di Belanda, saya kaget juga…rupanya silat Indonesia cukup populer diBelanda…

Padahal di Indonesia perguruan silat tersebut kebanyakan sudah kurang populer lagi diperkotaan…sayang memang….
*

Oleh: tirtaamijaya on Juli 29, 2008
at 7:54 am

Balas

3.

Assalamu’alaikum wr. wb.,

Sesuai dengan permintaan pak Tirta berikut ini sekedar sharing tentang pengalaman saya ketika bertugas sebagai anggota militer NATO menghadapi Pakta Warsawa di garis depan di Jerman Utara.

Pakta Warsawa adalah sebuah aliansi militer negara-negara Blok Timur di Eropa Timur, yang bertujuan mengorganisasikan diri terhadap kemungkinan ancaman dari aliansi NATO (yang dibentuk pada 1949). Pembentukan Pakta Warsawa dipicu oleh integrasi Jerman Barat ke dalam NATO melalui ratifikasi Persetujuan Paris. Pakta Warsawa dirancang oleh Nikita Khrushchev pada tahun 1955 dan ditanda tangani di Warsawa pada 14 Mei 1955. NATO sampai sekarang masih ada bahkan anggotanya sekarang terdiri dari beberapa negara ex. Pakta Warsawa.

Sebelum bergabung dengan British Rhine Army di Paderborn dan Bielefeld tentunya kami mendapat pendidikan dan training-training khusus.

Intinya pendidikan militer di Belanda dibagi 2. Koninklijke Militaire School di Weert mendidik menjadi kader militer selama 2,5 tahun kalau di Indonesia Secaba. Untuk menjadi manajer militer maka didik di Koninklijke Militaire Academie (KMA) di Breda atau kalau di Indonesia di Akmil. Pendidikan di KMA bisa 1,5 tahun (latar belakang pendidikan S1/S2/S3) atau 4 tahun (SMA+).

Semua Kepala Staf Angkatan di Belanda berbintang 3 hanya Inspecteur Generaal yang berbintang 4 (dulu di jabat Prins Bernhard).

Kadet-kadet Indonesia di KMA Breda antara kurun waktu 1949-1957 terdiri dari 39 kadet. 2/3 diantaranya menjadi Jendral. Alumni dari KMA Breda antara lain: RM H.H. Djajadiningrat, RM S. Tjondronegoro, Soedibyo, T. Sumantri Purbodinoto, R. Ngandani, Dading Kalbuadi dan Rudini.

Pendidikan dasar atau Algemene Militaire Vorming selama 4 bulan dilanjutkan dengan pendidikan kejuruan atau functionele opleidingen. Setelah itu dilanjutkan dengan training demolisi, komando, artileri pertahanan udara, intelijen, latihan-latihan ketrampilan dll.

Pengenalan berbagai jenis pesawat tempur dan helikopter tempur musuh seperti MIG, SU/AN/MI8 dll. Pengenalan berbagai jenis Tanks seperti T55/T90, panser dll.

Penggunaan dan kemahiran menggunakan pistol dan senjata seperti FN45, UZI, FAL, MAG, minimi, Browning 12.7, anti tank Dragon, LAW, TOW dsb. Juga Rapier (yang dipakai untuk mengamankan industri strategis seperti di Lhokseumawe dll) dan Stinger.

Kesatuan saya dibentuk di Inggris pada tanggal 11 Januari 1941 dengan nama Brigade Prinses Irene yang di resmikan oleh Ratu Wilhelmina. Brigade ini ambil bagian membebaskan Belanda dari Jerman ketika PDII dan setelah itu namanya dirubah menjadi Garde Regiment Fuselier Prinses Irene dan dalam waktu damai berfungsi sebagai Panser Infanteri Batalyon ke 13 GFPI dengan menggunakan panser YP408/YPR765. Kesatuan ini juga dilibatkan dalam berbagai misi perdamaian PBB dan bahkan ikut andil dalam pembebasan sandera RMS di Belanda tahun 1974/1975 ketika sudah ditarik ke Belanda kembali.

Selama bertugas di Jerman memang kami sudah disiapkan dengan kondisi udara ekstrim sampai -25 C tidur di luar atau dalam lubang perlindungan. Bila tidak hati-hati maka bisa kehilangan jari tangan dan kaki yang membeku dan terpaksa harus diamputasi. Dari segi makanan baik rantsoen ataupun dapur sangat memperhatikan pemeluk agama lain.

Memang semua ini menjadi suatu pengalaman yang berharga dan sulit dilupakan bukan saja disiplin, kerja sama, tanggung jawab, setia kawan ketrampilan dan survival yang dapat dipelajari namun juga pembentukan karakter tangguh yang dapat kita ambil hikmahnya untuk mengarungi hidup ini.

Bagi saya pribadi saya melihat bahwa dimana kita berada disitu langit harus kita junjung asal sesuai dengan tuntunan agama dan hati nurani.

Memang benar pak Tirta banyak kesamaan diantara kita. Tidak ada sesuatu terjadi secara kebetulan dan tanpa kehendak Allah SWT.

Salam juang 165

William

post resend by jey_shodiq

Minggu, 03 April 2011

jafarsodiq/resume/sistempenjualan kredit/sist.akt./

SISTEM PENJUALAN KREDIT
Dalam bab 7 ini akan diuraikan berbagai system akuntansi yang digunakan perusahaan untuk menanganu kegiatan pokoknya. Uraian berbagai system akuntansi akan menggunakan perusahaan manufaktur sebagai model. Yang kegiatan pokoknya terdiri dari penjualan, pembeliaan, penggajian dan pengupahan, pengendalian biaya, penerimaan dan pengeluaran kas, penerimaan dan pemakaian persediaan, pengadaan dan penghenteian pemakaian aktiva tetap. Uraian perancangan berbagai system untuk ,menangani kegiatan pokok perusahaan manufaktur tersebut dibagi dalam 10 bab. Dalam menguraikan system akuntansi dalam bab 7 sampai bab 16 digunakan sistematika berikut ini :
1. Deskripsi kegiatan pokok
2. Fungsi yang terkait
3. Informasi yang diperlukan oleh manajemen
4. Dokumen yang digunakan
5. Catatan akuntansi yang digunakan
6. Jaringan prosedur yang membentuk sistem
7. Unsur sistem pengendalian intern
8. Bagan alir dokumen
Dalam bab 7 ini di uraikan penjualan kredit dan sistem retur penjualan. Pada akhir bab ini di bahas kombinasi prosedur order pengiriman dan prosedur penagihan.
A. Penjualan Kredit.
Kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara kredit maupun secara tunai. Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang maupun jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya.
B. Penjualan Kredit Dengan Kartu Kredit Perusahaan.
a. Deskripsi Kegiatan.
Perusahaan dapat melakukan penjualan kredit dengan kartu kredit yang dikeluarkan oleh perusahaan. Sistem penjualan dengan kartu kredit ini biasanya digunakan oleh toko pengecer (retailer). Skema penggunaan kartu kredit perusahaan.
b. Fungsi yang Terkait
Fungsi yang terkait dalam sistem penjualan kredit dengan kartu kredit perusahaan adalah :
i. Fungsi kredit
Fungsi ini bertanggung jawab atas pemberian kartu kredit kepada pelanggan terpilih. Fungsi kredit melakukan pengumpulan informasi tentang kemampuan keuangan calon anggota dengan meminta fotocopy rekening koran bank. Keterangan gaji atau pendapatan calon anggota dari perusahaan tempat mereka bekerja, dan dari sumber lain.
ii. Fungsi penjualan.
Fungsi penjualan ini bertanggung jawab melayani kebutuhan barang pelanggan. Fungsi penjualan mengisi faktur penjualan kartu kredit untuk memungkinkan fungsi gudang dan fungsi pengiriman melaksanakan penyerahan barang kepada pelanggan.
iii. Fungsi gudang.
Fungsi gudang menyediakan barang yang diperlukan oleh pelanggan sesuai dengan yang tercantum dalam tembusan faktur penjualan kartu kredit yang diterima dari fungsi penjualan.
iv. Fungsi pengiriman.
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang yang kuantitas, mutu, dan spesifiknya sesuai dengan yang tercantum dalam tembusan faktur penjualan kartu kredit yang diterima dari fungsi penjualan. Fungsi ini juga memperoleh tanggung jawab untuk mendapatkan tandatangan dari pelanggan di atas faktur penjualan kartu kredit sebagai bukti telah diterimanya barang yang di beli oleh pelanggan.
v. Fungsi akuntansi.
Fungsi ini bertanggungjawab untuk mencatat transaksi bertambah piutang kepada pelanggan ke dalam kartu piutang berdasarkan faktur penjualan kartu kredit yang diterima dari fungsi pengiriman.
vi. Fungsi penagihan.
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat surat tagihan secara periodik kepada pemegang kartu kredit.
c. Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen.
Informasi yang diperlukan oleh manajemen dari transaksi penjualan dengan kartu kredit adalah :
i. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka waktu tertentu.
ii. Jumlah piutang kepada setiap debitur dari transaksi penjualan kredit.
iii. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu.
iv. Nama dan alat pembeli.
v. Kuantitas produk yang dijual.
vi. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan.
vii. Otoritas pejabat yang berwenang.
d. Dokumen yang Digunakan.
Dokumen yang digunakan untuk melaksanakan sistem penjualan kredit dengan kartu kredit perusahaan adalah :
i. Faktur penjualan kartu kredit.
Dokumen ini digunakan untuk merekam transakasi penjualan kredit dengan kartu kredit.
ii. Surat tagihan.
Surat tagiahan ini merupakan turnaround document yang isinya dibagi menjadi dua bagian, bagian atas merupakan bagian yang disobek dan dikembalikan bersama cek oleh pelanggan ke perusahaan, sedangkan bagian bawah berisi rincian transaksi pembelian yang dilakukan pelanggan pada waktu tertentu.
e. Catatan Akuntansi yang Digunakan.
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit dengan kartu kredit dengan kartu kredit adalah:
i. Jurnal penjualan
ii. Kartu piutang
iii. Kartu gudang
f. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem.
Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan dengan kartu kredit adalah :
i. Prosedur order penjualan.
ii. Prosedur pengiriman barang.
iii. Prosedur pencatatan piutang.
iv. Prosedur penagihan.
v. Prosedur pencatatan penjualan.
g. Unsur Sistem Pengendalian Intern.
Unsur sistem pengendalian intern dalam sistem penjualan dengan kartu kredit sama dengan sistem penjualan kredit.
h. Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Kredit dengan Kartu Kredit.
Bagan alir dokumen yang melukiskan aliran dokumen dalam sistem penjualan kredit dengan kartu kredit perusahaan.
C. Sistem Penjualan Kredit.
Penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pemilik tersebut.
a. Fungsi yang Terkait.
i. Fungsi Penjualan.
ii. Fungsi Kredit.
iii. Fungsi Gudang.
iv. Fungsi Pengiriman.
v. Fungsi Penagihan.
vi. Fungsi Akuntansi.
b. Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen.
Informasi yang diperlukan oleh manajemen dari kegiatan penjualan kredit adalah :
i. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka waktu tertentu.
ii. Jumlah piutang kepada sitiap debitur dari transaksi penjualan kredit.
iii. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu.
iv. Nama dan alamat pembeli.
v. Kuantitas produk yang dijual.
vi. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan.
vii. Otoritasi pejabat yang berwenang.
c. Dokumen yang Digunakan.
Dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan kredit.
i. Surat order pengiriman dan tembusannya
ii. Faktur dan tembusannya.
iii. Rekapitulasi harga pokok penjualan.
iv. Bukti memorial.
Surat order pengiriman merupakan dokumen pokok untuk memproses penjualan kredit kepada pelanggan. Berbagai tembusan surat order pengiriman terdiri dari :
1. Surat Order Pengiriman.
2. Tembusan Kredit.
3. Surat Pengakuan (acknowledgement copy).
4. Surat Muat (bill of lading).
5. Slip Pembungkus (packing slip).
6. Tembusan Gudang (werehouse copy).
7. Arsip Pengendalian Pengiriman (sales order follow-up copy).
8. Arsip Index Silang (cross-index file copy).
Faktur penjualan merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk mencatat timbulnya piutang. Berbagai tembusan surat order pengiriman terdiri dari :
1. Faktur Penjualan (customer’s copies).
2. Tembusan Piutang (account receiveble copy).
3. Tembusan Jurnal Penjualan (sales journal copy).
4. Tembusan Analisis (analysis copy).
5. Tembusan Wiraniaga (salesperson copy).