Selasa, 01 November 2011

JURNAL PEMBELIAN DAN JURNAL PENGELUARAN KAS

Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat:
1. menjelaskan definisi jurnal khusus;
2. membedakan antara jurnal khusus dan jurnal umum;
3. membedakan fungsi jurnal pembelian dan jurnal pengeluaran kas;
4. mencatat transaksi keuangan ke dalam jurnal pembelian dari perusahaan dagang;
dan
5. mencatat transaksi keuangan ke dalam jurnal pengeluaran kas dari perusahaan dagang.

Saya yakin Anda pasti tahu apa perbedaan antara perusahaan besar
dan perusahaan kecil, bukan?

Jika Anda belum memahaminya, coba Anda amati dan pelajari perbedaan keduanya baik melalui media massa, buku-buku pelajaran SLTP maupun media elektronik. Di sana pasti ada jawabannya. Nah, perlu Anda ketahui bahwa setiap perusahaan baik besar maupun kecil selalu melakukan kegiatan transaksi keuangan. Akan tetapi, transaksi yang terjadi pada masing-masing perusahaan memiliki jumlah dan jenis yang berbeda-beda. Pada perusahaan kecil, transaksi keuangan yang terjadi relatif lebih kecil, baik dalam jumlah maupun dalam jenisnya. Sebaliknya pada perusahaan besar tentunya terjadi transaksi keuangan yang relatif lebih banyak. Oleh karena itu dalam perusahaan kecil dimungkinkan dalam pencatatan transaksi-transaksinya dengan menggunakan satu macam buku harian saja yang dinamakan Jurnal Umum. Sebaliknya, dalam perusahaan besar dimungkinkan untuk menggunakan jurnal tertentu yang disebut Jurnal Khusus. Penggunaan jurnal ini dapat menghemat waktu, mempermudah pembagian pekerjaan, memudahkan pemindahbukuan (posting), serta menghemat biaya.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini perbedaan antara jurnal umum dan jurnal khusus:

Tabel 1 : Perbedaan antara jurnal umum dan jurnal khusus

Cobalah Anda buat kesimpulan tentang difinisi jurnal khusus ini. Selanjutnya, coba Anda bandingkan dengan jawaban berikut ini :Jurnal khusus adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi yang terjadi secara berulang-ulang.

Jika benar, lanjutkan ke materi berikutnya.

Jurnal khusus ada 4 macam :
1) Jurnal Pembelian.
2) Jurnal Pengeluaran Kas.
3) Jurnal Penjualan dan
4) Jurnal Penerimaan Kas.

Untuk lebih jelasnya lagi, maka jurnal khusus akan dibuat dalam bagan berikut ini:


Bagan 1 : Pembagian jurnal khusus

Perlu diketahui, di samping keempat jurnal tersebut jika dirasa perlu, perusahaan dapat menambah satu jurnal umum yang fungsinya untuk mencatat transaksi-transaksi yang tidak dapat dimasukkan ke dalam keempat jurnal tersebut.
JURNAL PEMBELIAN

Berikut ini akan diuraikan fungsi jurnal pembelian dan jurnal pengeluaran kas. Bagaimana rasanya Anda memahami isi modul ini?

Anda tentu tahu bahwa suatu perusahaan dagang pasti akan selalu melakukan transaksi pembelian terhadap barang dagang atau barang lainnya, baik secara tunai maupun secara kredit. Jika perusahaan dagang membeli barang dagangan atau barang lain secara kredit maka Anda harus mencatatnya ke dalam jurnal pembelian. Perlu diketahui, jurnal pembelian itu hanya untuk mencatat pembelian barang dagang secara kredit maka analisis transaksi tersebut adalah pembelian di sebelah debet, sedangkan utang usaha di sebelah kredit. Agar lebih jelasnya lagi coba simak bagan jurnal pembelian beserta kolom-kolomnya sebagai berikut.

Oleh karena, jumlah kolom pembelian dan kolom utang usaha selalau sama diisi sesuai dengan harga beli secara kredit, maka kolom tersebut dapat disajikan secara lebih ringkas lagi seperti berikut ini :


Perlu diingat, bahwa menuliskan angka di komom jumlah sudah dianggap telah mendebet perkiraan (akun) pembelian dan mengkredit perkiraan (akun) utang usaha yang masing-masing sejumlah angka yang sama.

Jika perusahaan merasa perlu untuk mencatat pembelian selain barang dagang secara kredit terus menerus maka bagan jurnal pembelian beserta kolom-kolomnya secara lengkap disajikan berikut ini :




Coba Anda simak Jurnal Pembelian (format 3), pasti Anda merasakan adanya perbedaan bentuk-bentuk jurnal pembelian ini. Jika Anda merasa belum paham ikuti terus aturan pengisian kolom berikut ini:

1. Kolom 1 disi dengan tanggal transaksi yang tertera dalam faktur,
2. Kolom 2 diisi dengan nomor faktur,
3. Kolom 3 diisi dengan siapa yang menjual dan dimana alamat penjualnya,
4. Kolom 4 diisi dengan bagaimana syarat pembayaran yang diberikan oleh penjual,
5.

Kolom 5 diisi dengan tanda cek (V) untuk pengecekan apakah jumlahnya telah sesuai dengan perhitungan di buku lain (buku besar pembantu, jika belum dicocokkan maka Anda kosongkan saja
6. Kolom 6 diisi denan harga beli barang dagang saja yang tertera dalam faktur,
7. Kolom 7 diisi dengan nama akun barang/jasa selain barang dagang,
8. Kolom 8 diisi dengan nomor kode akun,
9. Kolom 9 diisi dengan jumlah harga beli barang/jasa selain barang dagang yang tertera dalam faktur,
10.

Kolom 10 diisi dengan harga barang dagang/bukan barang dagang yang dibeli sesuai dengan yang tercantum dalam faktur.

Mudah bukan mengikutinya? Jika Anda belum dapat memahaminya coba ulangi lagi langkah demi langkah sampai benar-benar memahaminya, jika sudah, lanjutkan dan ikuti terus isi modul ini.

Coba Anda simak terus contoh transaksi yang berhubungan dengan pembelian yang terjadi pada toko Laris , Jakarta selama bulan Januari 2000:

Januari
2

:
Dibeli barang dagang dari toko Lili, Jakarta seharga Rp. 500.000,-
dengan syarat 2/10, n/30, nomor faktur 01.

4

:
Dibeli satu set perlengkapan kantor dari Toko Gramedia, Jakarta
seharga Rp. 100.000,- dengan syarat n/60, nomor faktur 02

7

:
Dibeli barang-barang dari Toko Anugrah, Semarang seharga
Rp. 1.000.000,- dengan syarat (OM, nomor faktur 03

8

:
Dibeli barang dagang dari Toko Anggrek, Kediri seharga
Rp. 2.000.000,- dengan menyerahkan cek nomor 13008.

10

:
Dibeli peralatan toko dari Toko Adi, Bogor seharga Rp. 200.000,-
dengan syarat 2/10, n/60,nomor faktur 04

15

:
Dibeli barang dagang dari Toko Indah, Bekasi seharga Rp. 1.000.000,-
dengan syarat 2/10, n/60 nomor faktur 05.
Diminta

:
Catat transaksi-transaksi itu ke dalam jurnal pembelian !

Coba simak baik-baik soal di atas, kemudian analisa dalam setiap transaksi, apakah semua transaksi itu dapat dicatat ke dalam jurnal pembelian? Kemudian Anda siapkan pula bagan jurnal pembelian menurut format 2 maupun format 3. Catatlah transaksi-transaksi yang dapat dimasukkan ke dalam jurnal pembelian dengan mengikuti aturan-aturan yang sudah diberikan dalam modul ini.

Bagaimana dapat bukan menyelesaikannya? Jika dapat, coba bandingkan hasil jawaban dengan jawaban modul ini lebih lanjut.

Pertama dianalisa dahulu transaksi-transaksi di atas. Ternyata, dari keenam transaksi di atas yang dapat dicatat kedalam jurnal pembelian format 2 hanya transaksi tanggal 2, atau 15 Januari 2000. Transaksi yang lain tidak dapat dicatat dengan menggunakan format 2 jurnal pembelian. Mengapa? Anda perlu tahu jawabannya, ternyata ketiga transaksi yang lain tidak dapat dicatat ke dalam jurnal pembelian karena transaksi tanggal 4 yang dibeli bukan barang dagang melainkan perlengkapan toko, transaksi tanggal 8 pembelian barang dagangnya secara tunai (dengan cek) sedangkan transaksi tanggal 10 yang dibeli bukan barang dagang melainkan peralatan toko.

Untuk lebih jelasnya , perhatikan pencatatan transaksi dari data di atas ke dalam jurnal pembelian dengan menggunakan format 2 di bawah ini.



Akan tetapi jika menggunakan format 3 akan tertera berikut ini :



Ternyata jurnal pembelian yang menggunakan format 3 dapat memasukkan sampai 5 transaksi dibanding format 2 di atas. Transaksi tanggal 8 tidak dapat dimasukkan kedalam jurnal pembelian karena pembeliannya secara tunai sehingga tidak menimbulkan utang usaha.

Mudah bukan ? Anda pasti dapat memahami dan menyelesaikan tugas dengan baik dan benar. Jika merasa masih belum yakin dengan pemahaman Anda. Coba simak kembali isi modul di atas secara perlahan-lahan, pasti Anda dapat memahaminya dan menyelesaikan soal-soalnya. Untuk lebih meningkatkan pemahaman terhadap materi yang baru Anda pelajari dari modul ini. Cobalah Anda selesaikan soal latihan bawah ini.

Berikut ini beberapa transaksi yang berhubungan dengan pembelian yang
terjadi pada UD. Pandan Sari selama bulan Juni 2001:

Juni
2

:
Dibeli barang dagang dari toko Lili, Jakarta seharga Rp. 500.000,-
dengan syarat 2/10, n/30, nomor faktur 01.

3

:
Dibeli satu set perlengkapan kantor dari Toko Gramedia, Jakarta
seharga Rp. 100.000,- dengan syarat n/60, nomor faktur 02

5

:
Dibeli barang-barang dari Toko Anugrah, Semarang seharga
Rp. 1.000.000,- dengan syarat (OM, nomor faktur 03

8

:
Dibeli barang dagang dari Toko Anggrek, Kediri seharga
Rp. 2.000.000,- dengan menyerahkan cek nomor 13008.

19

:
Dibeli peralatan toko dari Toko Adi, Bogor seharga Rp. 200.000,-
dengan syarat 2/10, n/60,nomor faktur 04
Diminta

:
Catatlah transaksi-transaksi itu ke dalam jurnal pembelian dengan
format 3 (form terlengkap)

Coba Anda simak baik-baik soalnya, kemudian analisa dahulu lalu catat dalam jurnal pembelian. Berusahalah terus dan jangan putus asa. Jangan takut gagal, jika ragu untuk mengerjakannya coba baca dan simak kembali uraian di atas, pasti Anda akan ingat kembali. Coba bandingkan dengan jawaban yang tertera di bawah ini.



Bagaimana ? Anda hebat ! dapat menyelesaikan soal di atas dengan mudah tanpa mendapat hambatan, karena Anda telah menyimak dengan baik modul ini. Oleh karena itu Anda boleh melanjutkan uraian modul ini lebih lanjut. Jika jawaban Anda belum benar, itu berarti bukan gagal, tetapi Anda dianjurkan untuk mengulanginya lagi uraian di atas.
JURNAL PENGELUARAN KAS

Selanjutnya akan diuraikan materi tentang jurnal pengeluaran Kas. Anda pasti sudah tahu, setiap perusahaan selalu melakukan kegiatan pengeluaran uang. Pengeluaran uang yang dimaksud di atas akan digunakan untuk membeli barang dagang atau barang/jasa selain barang dagang secara tunai, membayar utang, membeli perlengkapan secara tunai dan membayar biaya gaji/biaya lain-lain. Transaksi- transaksi di atas harus dicatat di dalam Jurnal Pengeluaran Kas. Jadi Jurnal Pengeluaran Kas merupakan jurnal yang digunakan untuk mencatat semua transaksi- transaksi yang berkaitan dengan pengeluaran uang tunai. Ditinjau dari frekuensinya transaksi-transaksi yang berkaitan dengan hal di atas dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu kelompok transaksi yang sering terjadi dan kelompok transaksi yang jarang terjadi. Untuk transaksi yang sering terjadi dalam perusahaan dagang harus dibuatkan kolom jumlah tersendiri. Adapun transaksi-transaksi pembayaran yang sering terjadi dalam perusahaan dagang serta analisisnya berikut ini:

1) Pembelian barang dagang secara tunai, dapat dianalisis menjadi:
- debet : pembelian
- kredit : kas

2) Pembayaran utang dagang dapat dilakukan dengan 2 cara:
a) jika tanpa potongan pembelian, analisisnya menjadi:
- debet : utang usaha
- kredit : kas.
b) Jika ada potongan pembelian, analisisnya menjadi:
- debet : utang usaha
- kredit : kas
- kredit : potongan pembelian

Selanjutnya, transaksi-transaksi pembayaran yang jarang terjadi tidak perlu dibuatkan kolom jumlah tersendiri, tetapi cukup ditampung di dalam kolom serba-serbi, sedangkan akun lawannya ( contra account) adalah kas. Transaksi-transaksi pembayaran yang sering terjadi dapat dianalisis menjadi:

1) pembayaran pembelian perlengkapan, dapat dianalisis menjadi:
- debet : kolom serba serbi dengan nama akun perlengkapan
- kredit : kas
2) pembayaran gaji atau biaya lain-lain, dapat dianalisis menjadi:
- debet : kolom serba-serbi dengan mana akun biaya gaji / biaya lain-lain.
- Kredit : kas.

Untuk lebih jelasnya simak dan pelajari format 4 di bawah ini :

Contoh 1



Akan tetapi jika Anda menggunakan format 5 akan tertera seperti berikut ini :

Bagaimana ? Jika ingin tahu bagaimana mengisi kolom-kolom yang terdapat di dalam jurnal pengeluaran kas yang tertera dalam format 4 sebagai berikut:

1.

Kolom 1 diisi dengan tanggal yang tertera dalam faktur;
2.

Kolom 2 diisi dengan no faktur;
3.

Kolom 3 diisi dengan nama akun atau nama penjual beserta alamatnya;
4.

Kolom 4 diisi dengan tanda cek (V) jika jumlahnya telah sesuai dengan perhitungan yang dilakukan dalam buku besar, jika belum dicocokkan kosongkan dahulu;
5.

Kolom 5 diisi dengan jumlah akun-akun yang terjadi;
6.

Kolom 6 diisi dengan harga barang yang dibeli secara tunai sesuai yang tercantum dalam faktur;
7.

Kolom 7 diisi dengan harga barang yang dibeli secara kredit sesuai yang tercantum dalam faktur;
8.

Kolom 8 diisi dengan harga perlengkapan toko yang dibeli secara tunai sesuai dengan nota /kuitansi/cek;
9.

Kolom 9 diisi dengan jumlah uang tunai yang harus dikeluarkan/dibayarkan sesuai dengan bukti-bukti pembayaran;
10.

Kolom 10 diisi dengan jumlah potongan yang diperoleh dengan adanya pembayaran pada tanggal diskon (potongan pembelian)


Jika Anda sudah memahaminya, coba simak petunjuk pengisian kolom-kolom yang tertera dalam jurnal pengeluaran kas pada contoh 2 (format 5) berikut ini:
1) Kolom 1 sama dengan kolom 1 cukup jelas;
2) Kolom 2 sama dengan kolom 2 cukup jelas;
3) Kolom 3 sama dengan kolom 3 cukup jelas;
4) Kolom 4 sama dengan kolom 4 cukup jelas;
5) Kolom 5 sama dengan kolom 5 cukup jelas;
6) Kolom 6 sama dengan kolom 7 cukup jelas;
7) Kolom 7 diisi dengan nama akun yang terkait;
8) Kolom 8 sama dengan kolom 4 cukup jelas;
9) Kolom 9 diisi dengan jumlah pembayaran tunai akun di kolom 7;
10)Kolom 10 sama dengan kolom 9 cukup jelas;
11)Kolom 11 sama dengan kolom 10.

Untuk lebih meningkatkan pemahaman . Coba simak contoh transaksi-transaksi yang berhubungan dengan pengeluaran kas yang terjadi pada Toko Laris, Jakarta selama bulan Januari 2000:

Januari
2

:


Dibayar utang kepada Toko Baru, Jakarta, Rp. 250.000,-

12

:


Dibayar kepada Toko Lili, Jakarta, faktur pembelian 2-1-2000 , menurut faktur sebesar Rp. 500.000,0 dengan syarat 2/10, n/30, no. bukti BKK No. 02.

19

:


Dibayar utang kepada Toko Gramedia, Jakarta atas faktur seharga Rp. 100.000,- no. bukti BKK No. 03.

20

:


Dibayar gaji karyawan untuk bulan Januari sebesar Rp. 500.000,- BKK No. 04

23

:


Dibeli peerlengkapan toko secara tunai seharga Rp. 100.000,- BKK No. 05.
Diminta

:


Catatlah transaksi-transaksi tersebut ke dalam Jurnal Pengeluaran Kas, baik dengan format 4 maupun dengan format 5.

Untuk lebih jelasnya lagi perhatikan cara pencatatan transaksi dari data di atas ke dalam jurnal pengeluaran kas berikut ini dengan menggunakan format 4.



Akan tetapi jika Anda menggunakan format 5 akan tertera seperti berikut ini :



Berikut ini Anda dihadapkan oleh beberapa transaksi yang berhubungan dengan pengeluaran Kas yang terjadi pada UD. Sabar, Jakarta selama bulan Juli 2001.

Juli 2001
2

:


Dibeli barang dagang kepada Toko Sahabat, Semarang seharga Rp. 500.000,- secara tunai BKK. 03

8

:


Dibayar sewa ruangan untuk 1 tahun sebesar Rp. 2.400.000,- BKK. No.5

11

:


Dibeli kendaraan untuk usaha secara tunai seharga Rp. 20.000.000,- BKK. 06

15

:


dibayar utang kepada PD Abimanyu faktur tanggal 5/1 menurut faktur Rp. 1.000.000,- potongan Rp. 20.000,- BKK No.7

17

:


Dibeli barang dagang secara tunai seharga Rp. 700.000,- BKK No.8
Diminta

:


Coba Anda catat transaksi-transaksi tersebut kedalam jurnal pengeluaran kas menurut format 5

Setelah Anda membaca soal-soal di atas, bagaimana penilaian Anda? Apakah petunjuk belajar itu cukup jelas? Apakah uraian materinya mudah dipahamai? Jika Anda sudah mengerjakan, cocokkan dengan kunci jawaban di bawah ini.



Ternyata mempelajari Jurnal Khusus itu mudah bukan ? Anda telah berhasil menyelesaikannya, karena Anda telah mengikuti semua petunjuk yang tercantumdalam modul ini. Pelajari kembali kalau ada masalah/uraian yang menurut Anda kurang dimengerti dan jangan ragu-ragu untuk menanyakan kepada teman Anda atau kepada guru bina materi ini. Jika Anda telah memahaminya. Coba lanjutkan ke materi berikutnya tentang Jurnal Umum.
JURNAL UMUM

Sebelum melanjutkan materi ini. Cobalah Anda pahami kembali tentang jurnal umum, bagaimana bentuk formatnya dan bagaimana mencatatnya. Jika telah memahaminya dapat melanjutkan ke materi berikutnya.

Di muka sudah dijelaskan bahwa transaksi-transaksi dalam perusahaan dagang sangat banyak sifat dan jumlahnya, dan tidak semua transaksi bisa dicatat di dalam jurnal khusus. Untuk itu transaksi tersebut harus dicatat di dalam suatu jurnal yang dinamakan dengan jurnal umum perusahaan dagang pada modul yang dahulu.

Perlu Anda ketahui bahwa transaksi-transaksi yang dapat dicatat di dalam jurnal umum meliputi :
1) retur pembelian barang dagang, yang dahulu dibeli dengan kredit karena barang rusak;
2) retur penjualan barang dagang, yang dahulu dijual dengan secara kredit karena barang rusak;
3) pengubahan utang usaha menjadi utang wesel;
4) pengubahan piutang usaha menjadi piutang wesel;
5) penjualan sebagian aktiva tetap yang sudah tidak layak pakai secara kredit;
6) pengurangan harga.

Perlu dijelaskan kepada Anda sekali lagi maksud retur pembelian adalah adanya pengembalian barang dagang atau barang lain yang sudah dibeli karena rusak. Sedangkan pengurangan harga adalah potongan yang diberikan kepada langganan. Biasanya kedua transaksi ini dicatat dalam satu akun yang diberi nama pembelian retur dan potongan harga. Adanya pengembalian barang atau adanya pengurangan harga dinyatakan dengan Nota Kredit. Sedangkan retur penjualan adalah pengembalian barang dagang atau barang lain yang sudah dijual oleh para langganan, mungkin saja diberikan pengurangan harga kepada langganan. Pencatatannya dalam akun diberi nama penjualan retur dan pengurangan harga. Bagaimana, apakah sudah paham dengan uraian di atas, jika sudah Anda boleh melanjutkan lagi kemateri selanjutnya. Untuk lebih jelasnya lagi. Coba simak dan pahami jurnal umum berikut ini dengan menggunakan format 5.



Untuk lebih meningkatkan lagi pemahaman Anda, coba kerjakan soal-soal di bawah ini, dengan cermat dan jangan tergesa-gesa, langkah demi langkah dan catatlah transaksi-transaksi itu kedalam jurnal umum.

Anda dihadapkan dengan transaksi-transaksi perusahaan dagang UD. Sumber Bayu,
Semarang selama bulan Juni 2000,-

Juni
10

:


Diterima kembali barang dagang yang dijual dengan syarat n/60 dari Tuan Basuki Rp. 200.000,- karena rusak.

12

:


Dikirim kembali sebagian barang dagangan yang dibeli dari U.D. Dahlia senilai Rp. 50.000,- karena rusak.

13

:


Dikeluarkan nota kredit No. 1 kepada Toko Keluarga untuk barang-barang rusak karena kesalahan pembungkusan sebesar Rp. 30.000,-


15

:


Dikirim nota debit kepada UD Laris untuk barang yang rusak Rp. 40.000,-

Transaksi-transaksi tersebut dicatat dalam jurnal umum (memorial) sebagai berikut:

Kegiatan I

Pilihan Ganda: Kerjakan soal-soal di bawah ini! Pilihlah salah satu
jawaban yang dianggap benar.

1. Yang dimaksud jurnal khusus adalah jurnal yang digunakan untuk .......
A. mencatat transaksi yang jarang terjadi
B. mencatat transaksi pada perusahan dagang atau jasa
C. digunakan oleh perusahaan yang tertentu saja
D. digunakan oleh perusahaan
E. mencatat jenis transaksi tertentu

2. Pembelian barang dagang secara kredit akan dicatat dalam ....
A. jurnal pengeluaran kas
B. jurnal umum
C. buku utang
D. jurnal pembelian
E. jurnal penutup

3. Kolom jumlah dalam jurnal pembelian dicatat dalam buku besar sebagai .....
A. debit utang dagang, kredit pembelian
B. kredit utang dagang, debit pembelian
C. debit kas, kredit pembelian
D. kredit kas, debit pembelian
E. debit potongan pembelian, kredit utang dagang

4. Ciri-ciri antara jurnal umum dan jurnal khusus:
1. bentuknya memiliki 2 lajur
2. posting secara kolektif dan berkala
3. pencatatan dapat dilakukan oleh beberapa orang
4. semua jenis transaksi harus dicatat secara kronologis
5. digunakan oleh perusahaan dagang besar.

Yang merupakan ciri jurnal khusus ....
A. 1, 2 dan 3
B. 1, 3 dan 5
C. 2, 3 dan 4
D. 2, 3 dan 5
E. 3, 4 dan 5

5. Transaksi yang dapat dimasukkan ke dalam jurnal pengeluaran kas adalah ....
A. menerima pendapatan bunga
B. membeli barang dagang secara kredit
C. pemilik mengambil barang dagang untuk prive
D. menjual barang dagang tunai
E. membeli barang selain barang-barang tunai.

6. Fungsi jurnal pembelian satu kolom adalah untuk mencatat transaksi ....
A. pembelian barang dagang secara kredit
B. pembelian barang dagang secara tunai
C. pembelian secara tunai dan kredit untuk barang dagang saja
D. pembelian dagangan dan bukan dagangan secara tunai saja
E. pembelian dagangan dan bukan dagangan secara kredit saja.

7. Transasksi-transaksi di bawah ini dapat dicatat kedalam jurnal pembelian yang memiliki kolom serba-serbi adalah ....
A. mengembalikan barang dagang yang telah dibeli
B. membeli barang dagang dengan menyerahkan cek
C. membeli peralatan dengan syarat n/60
D. membeli perlengkapan kantor secara tunai
E. membayar pembelian barang dagang

8. Kolom debet untuk jurnal pengeluaran kas dapat terdiri dari kolom ....
A. kas, serba-serbi dan utang dagang
B. kas, pembelian, dan utang dagang
C. kas dan potongan pembelian dan serba-serbi
D. pembelian, utang dagang dan serba-serbi
E. pembelian, potongan pembelian, utang dagang

9. Transaksi perusahaan dagang yang tidak dapat dicatat kedalam jurnal khusus adalah ....
A. pembelian barang dagang kredit
B. pembelian barang dagang secara tunai
C. dikirim kembali sebagian barang dagang yang rusak
D. dibayar gaji karyawan
E. dibeli perlengkapan toko secara tunai

10. Dikirim nota debit kepada UD. Usaha Maju, Jakarta untuk barang-barang rusak, dapat dinalisis menjadi ...
A. debit : retur penjualan dan pengurangan harga
kredit : utang dagang
B. debit : utang dagang
kredit : retur penjualan dan pengurangan harga
C. debit : retur pembelian dan pengurangan harga
kredit : utang dagang
D. debit : utang dagang
kredit : retur pembelian dan pengurangan harga
E. debit : pembelian
kredit : retur pembelian dan pengurangan harga.



Essay

Anda dihadapkan pada transaksi-transaksi dagang dari UD. Keluarga, Solo selama bulan Juli 2000.

Juli 2 : Dibeli barang dagang dari UD Baru sebesar Rp. 400.000,- dengan syarat (OM no. faktur 01
4 : Dibayar biaya gaji pegawai toko Rp. 300.000,- No. Bukti BKK 1
5 : dibeli perlengkapan toko dari PD. Jaya, Jakarta sebesar Rp. 500.000,- dengan syarat 2/10, n/30.
7 : Dikirim nota debit atas barang yang rusak kepada UD Baru sebesar Rp. 50.000,-.
15 : Dibayar kepada PD Jaya faktur tanggal 5/7-2000 BKK 2
17 : Dibeli barang dagang kepada Toko Sejahtera, Klaten sebesar Rp. 700.000,- dengan syarat 3/10, n/30, No. Faktur 03
19 : Dikirim nota debit kepada PD. Jaya, Klaten atas barang yang rusak Rp. 100.000,-
22 : Dibayar utang dagang kepada UD Baru, faktur tanggal 2/7-2000, No.BKK. 03
25 : Dikirim nota debit kepada Toko Sejahtera atas barang yang rusak sebesar Rp. 150.000,-
30 : Dibayar utang P.D. Sejahtera atas faktur tanggal 17-7-2000 dengan bukti No. BKK 04



Dimininta :

1. Siapkan jurnal pembelian (format 3), jurnal pengeluaran kas (format 5) dan jurnal umum.
2. Catatlah transaksi-transaksi itu ke dalam format-format yang telah disiapkan di atas.

Sebelum beralih ke kegiatan belajar berikutnya, cobalah kerjakan tugas kegiatan
belajar 1 tersebut dengan sungguh-sungguh. Jangan melihat kunci jawaban, sebab
kalau hal itu dilakukan Anda kehilangan kesempatan untuk menilai kemajuan belajar
Anda sendiri.

Bila Anda telah menyelesaikan tugas kegiatan 1. Cocokkanlah jawaban Anda dengan
kunci jawaban yang terletak di belakang / di akhir modul ini.

Hitunglah sendiri jawaban Anda yang benar dengan menggunakan rumus:

Pilihan ganda score : 50 (1 butir soal = 5)
Essay score : 50 (1 transaksi = 5)
Total score : 100



Tingkat penguasaan : Jumlah score yang diperoleh x 100%
Total score

Bila tingkat penguasaan Anda mencapai 75% atau lebih, Anda langsung mempelajari kegiatan yang berikutnya. Seandainya tingkat penguasaan di bawah atau kurang dari 75%, Anda wajib mempelajari uraian maka ini sampai Anda memahami betul dan mencapai tingkat di atas 75%. Tetapi bila Anda masih belum memahaminya juga, Anda bertanya pada teman sejawat atau pada guru bina di sekolah induk. Yang perlu Anda ingat, bahwa malu bertanya sesat di jalan. Jangan putus asa. Selamat mengerjakan, semoga berhasil.
PENUTUP

Anda telah menyelesaikan modul tentang “Jurnal Khusus” dengan demikian diharapkan telah memiliki pengetahuan tentang pencatatan transaksi perusahaan dagang ke dalam jurnal khusus. Pengetahuan yang telah diperoleh ini kurang bermakna apabila tidak dilanjutkan dengan latihan-latihan yang terus-menerus. Cobalah dengan pengisian format-format yang sudah diberikan modul ini. Pengetahuan jurnal khusus yang telah Anda peroleh ini dapat digunakan untuk dipraktekkan dalam kegiatan usaha sehari-hari.

Jurnal khusus merupakan jurnal yang digunakan untuk mencatat jenis transaksi tertentu. Jurnal ini biasanya digunakan pada perusahaan besar dan perusahaan dagang, karena memiliki transaksi yang sangat banyak dan berulang-ulang. Jurnal khusus meliputi empat macam yang terdiri dari : Jurnal Pembelian, Jurnal Pengeluaran Kas, Jurnal Penjualan, Jurnal Penerimaan Kas. Jurnal-jurnal tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda.

Sebelum beralih ke modul berikutnya, cobalah lagi Anda kerjakan tugas-tugas yang ada dalam modul ini. Setelah itu cocokkanlah jawaban degnan kunci tugas yang terdapat pada bagian akhir modul ini.

Senin, 26 September 2011

KASUS MANAJERIAL



Pendahuluan
Ekonomi
manajerial hakekatnya merupakan kajian mengenai proses pengambilan
keputusan oleh para manajemen perusahaan dengan memperhatikan
prinsip-prinsip yang berlaku di dalam ekonomi. Perkembangan ekonomi
manajerial merupakan perpaduan selaras dengan keperluan akan manajemen
perusahaan dan proses pengambilan keputusan secara tepat untuk
mengantarkan perusahaan/organisasi pada tujuannya.

Kasus-kasus
yang akan dikaji di sini terkait erat dengan proses pengambilan
keputusan dari manajer yang pada akhirnya mempengaruhi stabilitas
perusahaan di mana mereka memimpin. Hasilnya ada yang sesuai dengan
harapan dan ada pula yang tidak. Tetapi idelisme seorang pemimpin
adalah melaksanakan dengan baik keputusan yang dibuat sampai pada tahap
evaluasi. Tentu saja dengan tetap memperhatikan aspek manajemen risiko
dan menanggung konsekuensi dari keputusan yang telah dibuat. Di sini
juga letak uniknya ekonomi manajerial sebagai seni dan sekaligus ilmu
yang dapat diterapkan oleh siapa saja yang menjadi manajer atau
menjalankan tugas tersebut, tetapi belum tentu akan menjalani proses
yang sama dan hasil yang persis sama.

Pada tulisan ini akan
dikaji empat kasus yang berbeda, tetapi berkaitan satu sama lain dengan
proses pembuatan keputusan oleh para manajer. Sebelum membahas
keterkaitan keterkaitan diantara kasus tersebut dalam tema besar
pengambilan keputusan maka bagian berikut akan terlebih dahulu
menguraikan intisari dari setiap kasus sebagai gambaran untuk memahami
analisis yang dilakukan.

Kasus I: The Offended Colonel
Kasus
ini mengisahkan tentang seorang Profesor bernama Benjamin Cheever dan
mahasiswanya di Senior Commanding Officer Executive Institute. Pada
suatu kesempatan, Prof. Ben diberi kesempatan untuk memberikan kuliah
kepada mahasiswanya yang berasal dari kalangan militer. Ben memiliki
ide baru berkaitan dengan cara memberikan kuliah. Ia berniat menerapkan
metode kasus yang lebih mementingkan diskusi dan adu argumentasi di
dalam kelas yang diberikannya. Awalnya Ben yakin bahwa metode yang akan
diterapkannya akan berhasil dengan kelasnya saat ini. Tetapi setelah
berada di ruang kuliahnya, ia menghadapi kenyataan metodenya sulit
untuk dijalankan dengan baik, karena mahasiswa cenderung tidak memiliki
silang pendapat. Agar dapat menghidupkan suasana diskusi, Ben kemudian
merekayasa diskusi tersebut dengan caranya sendiri. Ia melontarkan
pendapat yang bersilangan dan berusaha membangkitkan semangat
mahasiswanya. Ben kadang-kadang juga menggunakan selipan kata-kata
kotor dalam pendapatnya. Diskusi berhasil berlangsung sesuai dengan
cara tersebut. Namun di saat-saat menjelang akhir sesi kuliahnya Ben
mendapatkan pertanyaan dari seorang mahasiswa mengenai kebiasaannya
dalam menggunakan kata-kata kotor untuk mengemukakan
gagasan/penyampaian kuliah. Ben dengan cepat dapat berkelit bahwa
pernyataan tersebut tidak ditujukan kepada orang tertentu. Mahasiswi
tersebut minta maaf, tetapi melontarkan lagi satu pertanyaan, apakah
Ben tidak merasa bersalah kepada satu-satunya wanita yang menjadi
mahasiswinya di kelas tersebut dan tidakkah ia harusnya meminta maaf?
Ben harus berpikir keras merespon kondisi yang belum diperkirakannya.

Kasus II: Tiberg Company
Kasus
Tiberg Company menceritakan proses manajemen perusahaan yang dilakukan
oleh Mr. Porter. Ia baru saja diberi kewenangan baru untuk memimpin
perusahaan yang sedang mengalami masalah dengan pemesanan bahan baku
untuk produksi. Tiberg Company memiliki 20 pabrik yang tersebar di
Eropa dan Asia. Hampir setiap saat secara tidak terduga, perusahaan
cabang/pabrik mengajukan pesanan bahan baku tambahan, sementara
perusahaan induk sudah membuat kontrak pesanan untuk jangka waktu satu
tahun. Penambahan mendadak tentu akan sangat menyulitkan. Porter
kemudian mengambil inisiatif untuk melakukan sentralisasi pemesanan.
Pabrik diminta untuk menghitung dengan cermat keperluan seluruh bahan
baku dan hal tersebut harus disampaikan kepada perusahaan induk sebelum
perusahaan induk melakukan pemesanan kepada pemasok. Ide tersebut
disampaikan kepada pimpinan tertinggi. Pimpinan menyetujui dan meminta
agar Porter juga mengunjungi setiap pabrik untuk mengambil sendiri
pesanan jika sampai batas waktu mereka tidak melaporkan pesanan. Porter
merasa hal tersebut tidak perlu. Ia cukup mengirimkan surat kepada
manajer setiap pabrik untuk hal itu. Ia melakukannya dan hasilnya
setiap manajer pabrik menyambut baik gagasannya dan menjalankan sistem
tersebut dengan baik.

Kasus III : FV Holding Company
FV
Holding Company adalah salah satu anak perusahaan FV Trading yang
bergerak dalam bidang ekspor udang dari Filiphina ke Jepang. Perusahaan
ini berkembang pesat dan berkompetisi dengan sangat ketat dengan anak
perusahaan yang lain maupun kompetitor di luar grup perusahaan.
Perusahaan menyadari dalam menjalani kompetisi beberapa tahun terakhir
telah terjadi kebocoran dana operasional yang sangat besar, meskipun
perusahaan tetap berjalan dan tingkat permintaan terus bertambah.
Masalahnya adalah pada berbagai biaya dan beban yang harus ditanggung
perusahaan dari bisnis yang dijalankan karena terjadi perbedaan besar
nilai mata uang antara di Philipina dengan Jepang. Improtir dari Jepang
mengehndaki penurunan harga, sementara jika hal itu dilakukan
perusahaan akan mengalami kerugian meskipun permintaan bertambah. Oleh
sebab itu FV Holding perlu meninjau kembali sistem operasinya, terutama
berkaitan dengan alokasi jenis usaha dan biaya yang harus ditanggung
oleh perusahaan. Perhitungan dengan pendekatan akuntansi manajemen
untuk keputusan manajerial harus dilakukan. Perusahaan melakukannya
dengan menggunakan contoh pesanan dari Saki. Hasilnya sungguh
mengejutkan, ternyata perusahaan tidak memperhitungkan banyak sekali
cost driver, expense driver, dan potensi porfit.

Kasus IV: Nissan U Turn 1999 – 2001
Perusahaan
skala besar sekelas Nissan juga dapat mengalami masalah sulit berkaitan
dengan skala ekonominya dalam bersaing dengan kompetitor. Sejak tahun
1998, Nissan mengidentifikasi banyak kerugian yang dialami dalam
operasi perusahaan. Penyebabanya adalah inefisiensi, terlalu banyak
sumberdaya yang dialokasikan untuk produksi dan pemasaran. Nissan
kemudian meminta Ghosn untuk melakukan restrukturisasi pada pabrik
Nissan dalam rangka efisiensi. Ghosn setuju, dan dalam menjalankan
tugasnya banyak keputusan-keputusan tidak populer yang dibuatnya. Tentu
ini menuntut penyesuaian dari seluruh komponen perusahaan yang
terlibat. Perubahan yang dilakukan Ghosn antara lain: pengurangan
jumlah tenaga kerja, meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab
karyawan, mengaktifkan team work, menumbuhkan kesadaran bahwa burning
platform dan reengenering merupakan suatu kewajaran, penghematan,
standarisasi keuangan internasional. Tantangan terbesar bagi Gohsn
adalah mengubah mindset dari anggota perusahannya. Hasilnya sangat
menakjubkan bagi Nissan. Nissan berhasil mengatasi krisis, tetapi
bagaimana kelanjutannya?

Analisis Kasus
Dalam keempat
kasus terlihat dengan jelas bahwa manajemen terhadap aspek-aspek
ekonomi perusahaan menyangkut pengambilan keputusan oleh manajer untuk
membuat perusahaan tetap bergerak dalam koridor untuk menuju pada
tujuannya. Keputusan yang dibuat oleh manajer bukan suatu langkah
mudah. Pembuatan keputusan dapat dilakukan dengan cara intuitif maupun
berdasarkan pada pengalaman emprik. Pada keempat kasus, hampir tidak
ada manajer yang membuat keputusan murni dengan salah satu cara
tersebut. Semuanya memadukan antara intuisi yang dimiliki dengan
pengalaman-pengalaman mereka secara empirik terkait dengan bidang
tugasnya. Walaupun demikian, asumsi-asumsi yang ditetapkan bisa saja
tidak merupakan suatu kewajaran. Asumsi tersebut berlaku dan dianggap
tepat sesuai dengan kondisi perusahaan atau lingkungan yang dipimpinnya.

Keputusan
yang dibuat para manajer boleh saja tidak populer, tetapi dapat juga
mengikui pola-pola umum. Untuk mendapatkan kompetensi utama dari
perusahaan, kadang kala manajer membuat keputusan-keputusan yang tidak
populer. Keputusan tersebut bisa saja berseberangan dengan budaya kerja
perusahaan. Tidak menjadi masalah, di sinilah letak tantangan terbesar
manajer untuk dapat menghasilkan budaya organisasi yang baru. Dalam
manajemen proses ini dikenal dengan banyak istilah, seperti business
process reenginering atau setting mindset, atau burning platfrom and
renew one.

Hasil dari keputusan baru dapat ditentukan setelah
dijalankan. Manajer yang baik tentunya memiliki komitemen untuk
menjalankan keputusan sampai pada saat hasil dari keputusan dievaluasi.
Bisa saja keputusan tersebut gagal. Kegagalan dapat menjadi sebuah
pengalaman yang berati untuk memikirkan langkah dan strategi baru. Pada
hampir semua kasus, ide-ide cemerlang justru timbul ketika perusahaan
mengalami kesulitan dan masalah. Di sinilah letak pentingnya
sensitifitas bisnis, komunikasi, knowledge management, dan teamwork.
Komponen-komponen tersebut terbukti dapat menjawab pelaksanaan
keputusan yang telah dibuat oleh manajer.

Manajer dalam
menjalankan perusahaan harus siap menghadapi risiko. Oleh sebab itu,
selain membuat keputusan manajerial dalam bidang operasional perlu juga
dilakukan manajemen risiko terhadap operasional dan keputusan yang
telah dibuat. Perkembangan dan operasi perusahaan pada dasarnya harus
menjalani siklus bisnis. Sampai pada saatnya, perusahaan mungkin akan
berada di bawah, tetapi dengan keputusan yang tepat perusahaan harus
mampu bangkit kembali mungkin dengan perubahan pada platform ataupun
kebijakan yang diterapkan.

Masa depan tidak dapat diprediksi
dengan tepat oleh proses pengambilan keputusan dengan teknik secanggih
apapun juga. Yang mungkin dilakukan oleh para manajer profesional
adalah mengantisipasi dengan penerapan manajemen yang tepat. Berbagai
teknik dan metode manajemen modern tetap menekankan bahwa perusahaan
harus berani mengambil risiko dan menanggung risiko, tetapi dengan
memperhatikan usaha untuk memperkecil risiko dan impac dari beragam
risiko tersebut.

Seberapa hebatnya manajer yang menjalankan
tugas tidak akan berarti apa-apa tanpa dukungan dari para pekerja di
dalam perusahaan. Manajer berfungsi mengarahkan, mengendalikan,
mengawasi, dan melakukan evaluasi terhadap rencana-rencana yang telah
ditetapkan. Operasi tetap kembali kepada para karyawan dan unit kerja.
Rasa memiliki perusahaan, karisma, dan kepemimpinan sangat penting bagi
para manajer untuk dapat membuat programnya dapat berjalan dan
dilaksanakan dengan baik oleh para karyawan. Hasil akhirnya tentu saja
perusahaan mendapatkan tujuannya: profit dan satisfaction bagi karyawan
serta customer satsfaction and customer loyality.

Sumber:
1.
Abby Hansen, Cases: The Offended Colonel (A), HBS Case No. 9-383-061,
Case for the Developing Discussion Leadership Skill and Teaching by The
Case Method Seminars.
2. Harvard Business School Case 9-487-079,
Tiberg Company, Case for class discussion modeled on The Deshman
Company Case 9-642-001.
3. Buenaventura F. Canto III and Victor E.
Lenicky (Professor of Business Management, Asian Institute of
Management, Makati City, Philippines), First Visayas Holding Company.
4.
INSEAD, Nissan’s U-Turn: Condenses Version of Redesigning Nissan, Kasus
Diskusi Kelas Kuliah Ekonomi Manajerial, Oktober 2003.

Sabtu, 24 September 2011

Akuntansi Manajemen



Halaman ini saya khususkan untuk membahas KASUS-KASUS AKUNTANSI yang telah masuk ke dalam e-mail saya. Adapaun kasus-kasus yang diangkat dihalaman ini adalah kasus-kasus akuntansi dalam tataran pelaksanaannya di lapangan kerja. Kasusnya bervariasi, mulai dari cara memposting sehar-hari sampai pada translasi mata uang asing.


Dasar Pertimbangan & Tujuan

Saya pikir, sangat mungkin rekan-rekan yang lain mengalami kasus yang serupa atau bahkan sama. Di sisi lainnya, saya menyadari sepenuhnya, tidak ada manusia yang sempurna. Setiap individu membutuhkan individu yang lain untuk saling berbagai, melengkapi, dan saling mendukung. Ini bisa kita jadikan sebagai bahan pembelajaran untuk menempa diri guna bisa meningkat kualitas diri kita termasuk mentalitas.

Dengan diangkatnya beberapa kasus ini, saya berharap :

1). Agar jika ada rekan-rekan lain yang mengalami kasus yang serupa, bisa mendapat gambaran (jika tidak jawaban) dengan melihat contoh kasus yang sudah ada.

2). Meskipun tentu saja saya berupaya untuk bisa membantu secara maksimal, akan tetapi sangat mungkin ada diantara rekan-rekan yang lain yang lebih memahami kasus tertentu (mungkin sudah pernah menyelesaikannya), saya berharap rekan-rekan berkenan membaginya disini. Entah itu yang bersifat melengkapi, menambahkan atau bahkan memiliki pandangan yang berbeda. Dengan demikian, maka secara tidak langsung akan membantu rekan yang bertanya memperoleh pemahaman yang jelas, lebih luas, lengkap dan mendalam.

Karena ini diangkat dari kasus-kasus perseorangan, untuk kemudian dipublikasikan yang mungkin akan dibaca oleh banyak orang, maka demi menghormati privacy, saya sengaja tidak menyebutkan nama secara lengkap, dan e-mail address tidak saya tampilkan. Tidak semua kasus saya angkat, tetapi jika ada rekan-rekan yang ingin kasusnya diangkat disini, bisa meminta langsung kepada saya untuk dipublikasikan.

Untuk menghindari overload, kasus akan diangkat secara bertahap, judulnya akan sama, hanya saja akan diberi angka dibelakangnya sebagai tanda, dan akan diberi label “Kasus Akuntansi”

Langsung saja ke kasus-kasusnya :

Kasus – 1 : ARUS KAS (CASH FLOW)

Dari : Am B

Hallo Bapak Putra,Salam kenal, secara kebetulan saya mampir ke blog Bapak waktu cari cara bikin cash flow. Ada yg mau saya tanyakan, mengapa waktu saya bikin direct and indirect cash flow angkanya tidak sama, padahal menurut teori2 yang saya baca, seharusnya saldo operating, investing dan financing sama walaupun berbeda pos2 cash flownya. Bagaimana saya tahu mana yang benar dan mana yg salah? Indirect atau Direct? atau mungkin malah dua2nya salah. Mohon bantuannya karena saya baru belajar.
Jawaban :

Memakai metode apapun (direct/indirect) hasilnya seharusnya sama saja. Jika sampai hasilnya berbeda, berarti ada yang salah. Saya juga tidak tahu dimana letak salahnya (karena saya tidak melihatnya). Potensi kesalahan bisa terjadi dimetode apa saja saja (ditahapan mana saja), tetapi biasanya kesalahan terjadi pada :

(1) Pengklasifikasian transaksi-transaksi ke dalam jenis cash activity (operating, investing or financing). Cobalah periksa pengklasifikasiannya, apakah sudah konsisten ?.

Misalnya :

Saat membuat direct method, pembelian sparepart dimasukkan ke dalam aktivitas investasi karena dianggap membeli aktiva, sedangkan di indirect method pembelian sparepart digolongkan ke dalam biaya pemeliharaan, biaya pemeliharaan masuk ke dalam aktivitas operasi bukan?.

(2) Penentuan aktivitas tahun berjalan yang tidak akurat pada metode indirect method.

Misalnya :

jika ada pelunasan piutang, maka piutang jadi berkurang bukan ?, tetapi kas juga dianggap berkurang, padahal berbanding terbalik, seharusnya kas bertambah.

Silahkan diperiksa kembali laporannya. Mudah-mudahan bisa di identifikasi dimana letak perbedaannya, sehingga bisa dikoreksi.


Kasus-2 : MULTI CURRENCY

Dari : Ag. S

Selamat sore pak, saya ingin menanyakan tentang pembuatan laporan keuangan dengan multi currency. Sebenarnya yang dimaksud dengan multi currency itu apa? Sedikit informasi untuk bapak ketahui bahwa saya bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang sub-kontraktor Telekomunikasi, sebagian gaji dibayarkan dengan USD dan kadang bila dana di bank IDR tidak cukup untuk pengeluaran biaya operasional maka akan ditarik sejumlah dana dari bank USD untuk memenuhi dana IDR tersebut.

Jawaban :

Sebuah perusahaan dikatakan menggunakan "Multi currency" apabila dalam opersionalnya perusahaan menggunakan dua jenis mata uang yang berbeda. Meskipun dalam penyajian laporan keuangannya perusahaan tetap harus memilih menggunakan salah satu jenis mata uang saja.

Dari contoh yang disampaikan, berarti perusahaan menggunakan multi currency, dan saya yakin perusahaan menggunakan mata uang IDR dalam laporan keuangannya.

Atas penggunaan mata uang asing (USD), baik dalam bukti transaksi maupun dalam catatan perusahaan hendaknya di convert ke dalam Rupiah.

Contoh :
Pada tanggal 31 Januati 2008 perusahaan membayar gaji Mr. X sebesar USD 750.00, kurs pada saat itu 1 USD = 9450, atas transaksi ini, tina harus membuat bukti pengeluaran kas bukan ?, entah itu berupa kwitansi atau voucher pengeluaran kas yang di cetak sendiri. Buatlah konversi di atas kertas bukti pengeluaran kas tsb sbb :

USD 750,00
X-rate : 9450
Rp 7,087,500,-

Pada BUKU BANK REK USD, buatlah kolom untuk mata uang USD, X-RATE & RUPIAHNYA

Demikian juga untuk jenis2 transaksi lain. Lakukan hal yang sama. Sehingga dari setiap account bisa diperoleh saldo buku besar dalam mata uang rupiah saja. Jika sudah begitu, maka laporan keuangan akan kita peroleh dalam single currency saja, yaitu IDR. Jika tina mau mengetahui lebih dalam mengenai multi currency, tina bisa baca artikel saya mengenai translasi mata uang asing.

Akan tetapi, saya lebih merekomendasikan methode yg saya berikan di atas, sederhana, mudah dipahami dan tetap menghasilkan laporan yang akurat dan accountable.

Jika kebetulan semuanya sudah dalam bentuk laporan keuangan, maka harus ditranslasikan dengan menggunakan metode tertentu. Mengenai metode translasi silahkan baca artikel saya mengenai TRANSLASI MATA UANG ASING.


Diposting oleh PUTRA di 4:41 AM

Label: Accounting Case Study, Kasus Akuntansi
publish a gain by jey_shodiq

Senin, 19 September 2011

LIHAT AQ JANGAN ACUHKAN AKU


aku bukanlah binatang jalan
aku hanya ingin merintih asa
jangan kau samakan aku dengan yang lain
ku yakin kamu pun tak dapat menjadi aq
dan aku yakin bahwasanyya pembalasan pasti ada

dendam
kami bukan pendendam kami hanya ingin kan keadilan dimana kamu melakukan tugasmu dan aku melakukan tugasq
so apakah kami terlalu egois apa bila kami menginginkan itu

2 bulan ini kami berusaha menjaga nama baik kami
menjaga sebuah citra diman kedepan adek2 kami dapat sesuatu yang layak

jangan urusi sesuatu yang bikin anda capek

ini kedewasaan tunjukan bahwa kami bisa menempatkan anda dalam sosok yang berharga dimata kami

apabila kami salah tolong perbaiki,,transefer ilmu saudara pada kami yang lemah otak ini
kesanggupan anda kami tunggu bukan prasangka yang membuat kita saling menjatuhkan

maaf apabila ada salah kata tadi,,,itu emosi karena magrib kita tidak istirahat...

ttd

anak ndablek ingin sukses

Senin, 12 September 2011

Jumat, 10 Juni 2011

STRUKTUR TEORI AKUNTANSI


Sifat Struktur Teori Akuntansi
Struktur teori akuntansi tediri dari beberapa elemen-elemen berikut ini:
1. Pernyataan tujuan laporan keuangan
2. Pernyataan postulat dan konsep teoritis akuntansi yang terkait dengan asumsi lingkungan dan sifat unit akuntansi
3. Pernyataan tentang prinsip-prinsip dasar yang didasarkan pada postulat dan konsep teoritis
4. Batang tubuh teknik-teknik akutansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi

Postulat Akuntansi
1. Postulat entitas
Akuntansi mengukur hasil operasi dari suatu entitas yang terpisah dan berbeda dari pemilik entitas. Postulat entitas mengatakan bahwa setiap perusahaan merupakan unit akuntansi yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya dan perusahaan lain.
2. Postulat kelangsungan usaha
Postulat kelangsungan usaha atau postulat kontinuitas menyatakan bahwa entitas akuntansi akan terus beroperaasi untuk melaksanakan proyek, komitmen, dan aktivitas yg sedang berjalan
3. Postulat unit pengukur
Unit pertukaran dan pengukuran diperlukan untuk mencatat transaksi perusahaan dengan cara yang seragam. Pengukur umum yang dipilih dalam akuntansi adalah unit moneter
4. Postulat periode akuntansi
Sebagai tanggapan terhadap kendala yang disebabkan lingkungan pemakai, postulat periode akuntansi menyatakan bahwa laporan keuangan yang menggambarkan perubahan dalamkesejahteraan perusahaan seharusnya diungkapkan secara periodik.

Konsep Teoritis Akuntansi
1. Teori proprietary (teori kepemilikan)
Entitas sebagai agen, perwakilan atau susunan melalui wirausahawan, individual atau pengoperasi pemegang saham. Sudut pandang kelompok pemilik sebagai pusat kepentingan terefleksi dalam cara memelihara catatan akuntansi dan membuat laporan keuangan

2. Teori entitas
Teori entitas memandang bahwa entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pihak yang menyediakan modal pada entitas. Secara sederhana, unit bisnis, bukan pemilik, merupakan pusat kepentingan akuntansi. Unit bisnis memiliki sumber daya perusahaan dan bertanggungjawab terhadap pemilik maupun kreditor
3. Teori dana
Dalam teori dana, dasar akuntansi bukan teori proprietary maupun teori entitas, tetapi kelompok aset dan kewajiban dan restriksi terkait, disebut dana, yang mengatur penggunaan aset.

Prinsip Akuntansi
1. Prinsip Kos
Menurut prinsip kos, kos pemerolehan atau kos historis merupakan dasar penilaian yang memadai untuk mengakui pemerolehan semua barang dan jasa, expenses, kos, dan entitas.
2. Prinsip Revenue
Prinsip revenue menspesifikasi
a. Sifat komponen-kompnen revenue
Revenue diinterpretasikan sebagai
• Aliran masuk aset bersih yang berasal dari penjualan barang atau jasa
• Aliran keluar barang atau jasa dari perusahaan kepada pelanggan
• Produk perusahaan yang dihasilkan dari penciptaan barang atau jasa oleh perusahaan selama periode waktu tertentu
b. Pengukuran Revenue
Kriteria sepsifik pengukuran revenue dan income adalah:
• Diperoleh dalam satu atau beberapa pengertian
• Dalam bentuk yang dapat didistribusikan
• Hasil atas konversi yang timbul dari transaksi antara perusahaan dan pihak eksternal
• Hasil dari penjualan yang sah atau proses serupa
• Dipotong dari modal
• Dalam bentuk aset lancar
• Dampak kotor dan bersih pada ekuitas pemegang saham harus dapat diestimasi dengan tingkat reliabilitas tinggi
c. Waktu pengakuan revenue

3. Prinsip Penandingan
Prinsip penandingan menyatakan bahwa expenses harus diakui pada periode yang sama dengan revenue, dan expenses yang terkait kemudian diakui. Hubungan antara revenue dan expenses tergantung pada satu dari empat kriteria:
• Penandingan langsung kos yang terpakai dengan revenue
• Penandingan langsung kos yg telah terpakai dengan periodenya
• Alokasi kos selama periode yang mendapatkan manfaat
• Menjadikan expenses semua kos lain dalam periode terjadinya
4. Prinsip Objektivitas
Kegunaan informasi keuangan tergantung pada tingkat reliabilitas prosedur pengukuran yang digunakan. Karena menjamin reliabilitas maksimum adalah sangat sulit, akuntan telah menggunakan prinsip objektivitas, bagaimanapun telah menjadi subjek interpretasi yang berbeda.
5. Prinsip Konsistensi
Prinsip konsistensi menyatakan bahwa peristiwa ekonomi yang serupa seharunya dicatat dan dilaporkan secara konsisten dari periode ke periode
6. Prinsip Pengungkapan Penuh
Pengungkapan penuh mensyaratkan bahwa laporan keuangan didesain dan dibuat untuk menggambarkan secara akurat peristiwa ekonomi yang telah mempengaruhi perusahaan untuk suatu peride dan memuat informasi yang memadai untuk membuat laporan berguna dan tidak menyesatkan bagi rata-rata investor
7. Prinsip Konservatisme
Prinsip konservatisme merupakan prinsip pengecualian atau modifikasi dalam artian bahwa prinsip tersebut bertindak sebagai batasan untuk penyajian data akuntansi yang relevan dan reliabel.
8. Prinsip Materialitas
Prinsip materialitas nerupakan prinsip pengecualian atau modifikasi. Prinsip ini menyatakan bahwa transaksi dan peristiwa yang tidak memiliki dampak ekonomi signifikan dapat diatasi dengan cara yang paling tepat, apakah transaksi tersebut sesuai dengan PABU atau tidak, dan tidak perlu diungkapkan
9. Prinsip Keseragaman Dan Komparabel
Tujuan yang diinginkan adalah mencapai komparabilitas laporan keuangan dengan mengurangi keanekaragaman yang tercipta karena penggunaan prosedur akuntansi yang berbeda oleh perusahaan yang berbeda

KEJUJURAN, PENGUNGKAPAN DAN TREN MASA DEPAN DALAM AKUNTANSI

Kejujuran Dalam Akuntansi
1. Kejujuran sebagai netralitas
Kejujuran terutama digunakan dalam literatur akuntansi profesional dan pernyataan-pernyataan sebagai sebuah ungkapan netralitas akuntan dalam membuat laporan keuangan.
2. Doktrin benar dan jujur
Kata benar didasarkan pada fakta, fakta-fakta yang tidak menimbulkan distorsi, betul, sesuai dengan aturan, antar fakta tidak saling bertolakbelakang, objektif, bentuk secara material, sesuai dengan yang terjadi. Sedangkan jujur berarti tidak rancu, lebih mengutamakan arti daripada bentuk, refleksi yang tepat

Kejujuran Dalam Distribusi
1. Kaitan dengan pertanyaan-pertanyaan distribusi
Pandangan konvensional mengenai kejujutan sebagai netralitas daam penyajian telah mengabaikan masalah-masalah distribusi. Penekanannya hanya pada pembuatan dan pengungkapan hasil akuntansi, bukan distribusi. Pandangan mengenai kejujuran sebagai netralitas dalam penyajian bukannya tanpa kritik. Williams menjelaskannya sebagai sebuah proses evaluasi dua atribut:
• Bahwa pembuat evaluasi sadar mengenai kondisi yang dapat terjadi sebagai konsekuensi tindakannya dalam membuat keputusan yang jujur atau tidak jujur
• Bahwa usaha evaluasi dengan menggunakan perspektif, tidak memihak
2. Kejujuran sebagai konsep keadilan moral
Agar kejujuran dianggap sebagai konsep keadilan moral, harus dibuat kesesuaian antara teori utama yang membahas mengenai keadilan distributive, yaitu
• Kontribusi Rawls
Teori keadilan rawls bertujuan untuk megembangkan sebuah teori mengenai keadilan dalam bentuk prinsip-prinsip yang dapat diterapkan untuk mengebangkan struktur dasar masyarakat dan memberikan tantangan langsung bagi pendekatan utilitarianisme. Teori rawls dapat diterapkan dalam akuntansi karena teori ini mengusulkan adanya ketergantungan pada tabir kebodohan pada setiap situasi, yang menuntut adanya pilihan dalam akuntansi yang akhirnya menghasilkan solusi yang netral, jujur, dan adil secara social
• Kontribusi nozick
Sementara rawls tertarik dengan keadilan pada pola distribusi, nozick tertarik dengan proses terjadinya distribusi. Nozick berpendapat bahwa teori keadilan rawls mengabaikan hak manusi, sehingga tidak dapat dibenarkan secara moral
• Kontribusi Gerwith
Tujuan teori keadilan gerwith adalah untuk memberikan pembenaran rasional bagi prinsip-prinsip moral agara dapat membedakan secara objektif antara tindakan dan kebiasaan yang benar secara moral dengan tindakan dan kebiasaan yang salah secara moral.

Kejujuran Dalam Pengungkapan
1. Kebutuhan untuk mengembangkan pengungkapan
• Usulan pengungkapan Bedford:
Bedford mengusulkan perluasan pengungkapan akuntansi untuk meringankan masalah yang ditimbulkan oleh doktrin kejujuran dalam akuntansi
• Teori lev mengenai kebijakan akuntansi yang wajar dan efisien
Lev mengusulkan teori mengenai kebijakan akuntansi yang wajar dan efisien. Lev berpendapat bahwa kemajuan dalam mengungkapkan masala kebijakan akuntansi yang asasi dapat dicapat dengan melihat perhatian pembuat kebijakan secara eksplisit, yaitu keadilan pasar modal.
• Keunggulan pengguna Gaa
• Temuan-temuan komite Jenkins
Komite Jenkins bertugas menentukan
a. Sifat dan cakupan informasi yang seharusnya dilaporkan oleh pihak manajemen
b. Cakupan infomasi yang seharusnya dilaporkan oleh auditor
• Pengungkapan akuntansi yang diperluas
2. Pelaporan nilai tambah
Tujuan pengungkapan ini adalah
a. Untuk menjelaskan item-item yang diakui dan untuk menyediakan ukuran yang relevan bagi item-item tersebut, selain ukuran dalam laporan keuangan
b. Menjelaskan item yang belum diakui
c. Menyediakan informasi untuk membantu investor dan kreditor
d. Menyediakan informasi bagi pengguna laporan keuangan
e. Membantu investor dalam menetapkan return dan investasinya
3. Pelaporan tentang karyawan
Dengan adanya karyawan dan serikat pekerja sebagai pengguna informasi akuntansi yang potensial, dan untuk berbagai alas an yang baik, tampak bahwa laporan tahunan bagi pemegang saham bukan merupakan dokumen yang dapat mencakup kepentingan semua pihak
4. Pelaporan dan akuntansi social
5. Pengungkapan informasi penganggaran
6. Pelaporan dan akuntansi aliran kas
7. Akuntansi sumber daya manusia

http://kuliahbandoro.wordpress.com/2010/12/16/struktur-teori-akuntansi/

EVALUASI PENDIDIKAN


Evaluasi merupakan kegiatan pengumpulan kenyataan mengenai proses pembelajaran secara sistematis untuk menetapkan apakah terjadi perubahan terhadap peserta didik dan sejauh apakah perubahan tersebut mempengaruhi kehidupan peserta didik. (dikutip dari Bloom et.all 1971).
Stufflebeam et.al 1971 mengatakan bahwa evaluasi adalah proses menggambarkan, memperoleh dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan.
Evaluasi sendiri memiliki beberapa prinsip dasar yaitu ;
1. Evaluasi bertujuan membantu pemerintah dalam mencapai tujuan pembeljaran bagi masyrakat.
2. Evaluasi adalah seni, tidak ada evaluasi yang sempurna, meski dilkukan dengan metode yang berbeda.
3. Pelaku evaluasi atau evaluator tidak memberikan jawaban atas suatu pertanyaan tertentu. Evaluator tidak berwennag untuk memberikan rekomendasi terhadap keberlangsungan sebuah program. Evaluator hanya membantu memberikan alternatif.
4. Penelitian evaluasi adalah tanggung jawab tim bukan perorangan.
5. Evaluator tidak terikat pada satu sekolah demikian pula sebaliknya.
6. evaluasi adalah proses, jika diperlukan revisi maka lakukanlah revisi.
7. Evaluasi memerlukan data yang akurat dan cukup, hingga perlu pengalaman untuk pendalaman metode penggalian informasi.
8. Evaluasi akan mntap apabila dilkukan dengan instrumen dan teknik yang aplicable.
9. Evaluator hendaknya mampu membedakan yang dimaksud dengan evaluasi formatif, evaluasi sumatif dan evaluasi program.
10. Evaluasi memberikan gambaran deskriptif yang jelas mengenai hubungan sebab akibat, bukan terpaku pada angka soalan tes.
Dengan demikian dapat dimengerti bahwa sesungguhnya evaluasi adalah proses mengukur dan menilai terhadap suatu objek dengan menampilkan hubungan sebab akibat diantara faktor yang mempengaruhi objek tersebut.
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang terjadi dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran memiliki 3 hal penting yaitu, input, transformasi dan output. Input adalah peserta didik yang telah dinilai kemampuannya dan siap menjalani proses pembelajaran.
transformasi adalah segala unsur yang terkait dengan proses pembelajaran yaitu ; guru, media dan bahan beljar, metode pengajaran, sarana penunjang dan sistem administrasi. Sedangkan output adalah capaian yang dihasilkan dari proses pembelajaran.
Evaluasi pendidikan memiliki beberapa fungsi yaitu ;
1. Fungsi selektif
2. Fungsi diagnostik
3. Fungsi penempatan
4. Fungsi keberhasilan
Maksud dari dilakukannya evaluasi adalah ;
1. Perbaikan sistem
2. Pertanggungjawaban kepada pemerintah dan masyarakat
3. Penentuan tindak lanjut pengembangan
PRINSIP PRINSIP EVALUASI
1. Keterpaduan
2. evauasi harus dilakukan dengan prinsip keterpaduan antara tujuan intrusional pengajaran, materi pembelajaran dan metode pengjaran.
3. Keterlibatan peserta didik
4. prinsip ini merupakan suatu hal yang mutlak, karena keterlibatan peserta didik dalam evaluasi bukan alternatif, tapi kebutuhan mutlak.
5. Koherensi
6. evaluasi harus berkaitan dengan materi pengajaran yang telah dipelajari dan sesuai dengan ranah kemampuan peserta didik yang hendak diukur.
7. 4. Pedagogis
8. Perlu adanya tool penilai dari aspek pedagogis untuk melihat perubahan sikap dan perilaku sehingga pada akhirnya hasil evaluasi mampu menjadi motivator bagi diri siswa.
9. Akuntabel
10. Hasil evaluasi haruslah menjadi aalat akuntabilitas atau bahan pertnggungjawaban bagi pihak yang berkepentingan seeprti orangtua siswa, sekolah, dan lainnya.
TEKNIK EVALUASI
Teknik evaluasi digolongkan menjadi 2 yaitu teknik tes dan teknik non Tes
1. teknik non tes meliputi ; skala bertingkat, kuesioner,daftar cocok, wawancara, pengamatan, riwayat hidup.
a. Rating scale atau skala bertingkat menggambarkan suatu nilai dalam bentuk angka. Angka-angak diberikan secara bertingkat dari anggak terendah hingga angkat paling tinggi. Angka-angka tersebut kemudian dapat dipergunakan untuk melakukan perbandingan terhadap angka yang lain.
b. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang terbagi dalam beberapa kategori. Dari segi yang memberikan jawaban, kuesioner dibagi menjadi kuesioner langsung dan kuesioner tidak langsung. Kuesioner langsung adalah kuesioner yang dijawab langsung oleh orang yang diminta jawabannya. Sedangkan kuesiioner tidak langsung dijawab oleh secara tidak langsung oleh orang yang dekat dan mengetahui si penjawab seperti contoh, apabila yang hendak dimintai jawaban adalah seseorang yang buta huruf maka dapat dibantu oleh anak, tetangga atau anggota keluarganya. Dan bila ditinjau dari segi cara menjawab maka kuesioner terbagi menjadi kuesioner tertutup dan kuesioner terbuka. Kuesioner tertututp adalah daftar pertanyaan yang memiliki dua atau lebih jawaban dan si penjawab hanya memberikan tanda silang (X) atau cek (√) pada awaban yang ia anggap sesuai. Sedangkan kuesioner terbuka adalah daftar pertanyaan dimana si penjawab diperkenankan memberikan jawaban dan pendapat nya secara terperinci sesuai dengan apa yang ia ketahui.
c. Daftar cocok adalah sebuah daftar yang berisikan pernyataan beserta dengan kolom pilihan jawaban. Si penjawab diminta untuk memberikan tanda silang (X) atau cek (√) pada awaban yang ia anggap sesuai.
d. Wawancara, suatu cara yang dilakukan secara lisan yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tujuan informsi yang hendak digali. wawancara dibagi dalam 2 kategori, yaitu pertama, wawancara bebas yaitu si penjawab (responden) diperkenankan untuk memberikan jawaban secara bebas sesuai dengan yang ia diketahui tanpa diberikan batasan oleh pewawancara. Kedua adalah wawancara terpimpin dimana pewawancara telah menyusun pertanyaan pertanyaan terlebih dahulu yang bertujuan untuk menggiring penjawab pada informsi-informasi yang diperlukan saja.
e. Pengamatan atau observasi, adalah suatu teknik yang dilakuakn dengan mengamati dan mencatat secara sistematik apa yang tampak dan terlihat sebenarnya. Pengamatan atau observasi terdiri dari 3 macam yaitu : (1) observasi partisipan yaitu pengamat terlibat dalam kegiatan kelompok yang diamati. (2) Observasi sistematik, pengamat tidak terlibat dalam kelompok yang diamati. Pengamat telah membuat list faktor faktor yang telah diprediksi sebagai memberikan pengaruh terhadap sistem yang terdapat dalam obejek pengamatan.
f. Riwayat hidup, evaluasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi mengenai objek evaluasi sepanjang riwayat hidup objek evaluasi tersebut.
2. Teknik tes. Dalam evaluasi pendidikan terdapat 3 macam tes yaitu :
a. tes diagnostik
b. tes formatif
c. tes sumatif
Penjelasan mengenai 3 macam tes diatas dapat dibaca pada bagian Teknik Tes
PROSEDUR MELAKSANAKAN EVALUASI
Dalam melaksanakan evaluasi pendidikan hendaknya dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa evaluasi pendidikan secara garis besar melibatkan 3 unsur yaitu input, proses dan out put. Apabila prosesdur yang dilakukan tidak bercermin pada 3 unsur tersebut maka dikhawatirkan hasil yang digambarkan oleh hasil evaluasi tidak mampu menggambarkan gambaran yang sesungguhnya terjadi dalam proses pembelajaran. Langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan evaluasi pendidikan secara umum adalah sebagai berikut :
a. perencanaan (mengapa perlu evaluasi, apa saja yang hendak dievaluasi, tujuan evaluasi, teknikapa yang hendak dipakai, siapa yang hendak dievaluasi, kapan, dimana, penyusunan instrument, indikator, data apa saja yang hendak digali, dsb)
b. pengumpulan data ( tes, observasi, kuesioner, dan sebagainya sesuai dengan tujuan)
c. verifiksi data (uji instrument, uji validitas, uji reliabilitas, dsb)
d. pengolahan data ( memaknai data yang terkumpul, kualitatif atau kuantitatif, apakah hendak di olah dengan statistikatau non statistik, apakah dengan parametrik atau non parametrik, apakah dengan manual atau dengan software (misal : SAS, SPSS )
e. penafsiran data, ( ditafsirkan melalui berbagai teknik uji, diakhiri dengan uji hipotesis ditolak atau diterima, jika ditolak mengapa? Jika diterima mengapa? Berapa taraf signifikannya?) interpretasikan data tersebut secara berkesinambungan dengan tujuan evaluasi sehingga akan tampak hubungan sebab akibat. Apabila hubungan sebab akibat tersebut muncul maka akan lahir alternatif yang ditimbulkan oleh evaluasi itu.

http://sylvie.edublogs.org/2007/04/27/evaluasi-pendidikan/comment-page-1/

Rabu, 18 Mei 2011

Sejarah Nusantara era Hindu Budha


Indonesia mulai berkembang pada zaman kerajaan Hindu-Buddha berkat hubungan dagang dengan negara-negara tetangga maupun yang lebih jauh seperti India, Tiongkok, dan wilayah Timur Tengah. Agama Hindu masuk ke Indonesia diperkirakan pada awal tarikh Masehi, dibawa oleh para musafir dari India antara lain: Maha Resi Agastya, yang di Jawa terkenal dengan sebutan Batara Guru atau Dwipayana dan juga para musafir dari Tiongkok yakni musafir Budha Pahyien.
Pada abad ke-4 di Jawa Barat terdapat kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha, yaitu kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16.
Pada masa ini pula muncul dua kerajaan besar, yakni Sriwijaya dan Majapahit. Pada masa abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I-Tsing mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Tengah dan Kamboja. Abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364, Gajah Mada, berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan pembentukan kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.
Masuknya ajaran Islam pada sekitar abad ke-12, melahirkan kerajaan-kerajaan bercorak Islam yang ekspansionis, seperti Samudera Pasai di Sumatera dan Demak di Jawa. Munculnya kerajaan-kerajaan tersebut, secara perlahan-lahan mengakhiri kejayaan Sriwijaya dan Majapahit, sekaligus menandai akhir dari era ini.
101 - Penempatan Lembah Bujang yang menggunakan aksara Sanskrit Pallava membuktikan hubungan dengan India di Sungai Batu. [1]
300 - Kerajaan-kerajaan di asia tenggara telah melakukan hubungan dagang dengan India. Hubungan dagang ini mulai intensif pada abad ke-2 M. Memperdagangkan barang-barang dalam pasaran internasional misalnya: logam mulia, perhiasan, kerajinan, wangi-wangian, obat-obatan. Dari sebelah timur Indonesia diperdagangkan kayu cendana, kapur barus, cengkeh. Hubungan dagang ini memberi pengaruh yang besar dalam masyarakat Indonesia, terutama dengan masuknya ajaran Hindu dan Budha, pengaruh lainnya terlihat pada sistem pemerintahan.
300 - Telah dilakukannya hubungan pelayaran niaga yang melintasi Tiongkok. Dibuktikan dengan perjalanan dua pendeta Budha yaitu Fa Shien dan Gunavarman. Hubungan dagang ini telah lazim dilakukan, barang-barang yang diperdagangkan kemenyan, kayu cendana, hasil kerajinan.
400 - Hindu dan Budha telah berkembang di Indonesia dilihat dari sejarah kerajaan-kerajaan dan peninggalan-peninggalan pada masa itu antara lain prasasti, candi, patung dewa, seni ukir, barang-barang logam. Keberadaan kerajaan Tarumanagara diberitakan oleh orang Cina.
603 - Kerajaan Malayu berdiri di hilir Batang Hari. Kerajaan ini merupakan konfederasi dari para pedagang-pedagang yang berasal dari pedalaman Minangkabau. Tahun 683, Malayu runtuh oleh serangan Sriwijaya. {referensi?}
671 - Seorang pendeta Budha dari Tiongkok, bernama I-Tsing berangkat dari Kanton ke India. Ia singgah di Sriwijaya untuk belajar tatabahasa Sansekerta, kemudian ia singgah di Malayu selama dua bulan, dan baru melanjutkan perjalanannya ke India.
685 - I-Tsing kembali ke Sriwijaya, disini ia tinggal selama empat tahun untuk menterjemahkan kitab suci Budha dari bahasa Sansekerta ke dalam bahasa Tionghoa.
692 - Salah satu kerajaan Budha di Indonesia yaitu Sriwijaya tumbuh dan berkembang menjadi pusat perdagangan yang dikunjungi oleh pedagang Arab, Parsi, dan Tiongkok. Yang diperdagangkan antara lain tekstil, kapur barus, mutiara, rempah-rempah, emas, perak. Wilayah kekuasaannya meliputi Sumatera, Semenanjung Malaya, Kamboja, dan Jawa. Sriwijaya juga menguasai jalur perdagangan Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut China Selatan. Dengan penguasaan ini, Sriwijaya mengontrol lalu lintas perdagangan antara Tiongkok dan India, sekaligus menciptakan kekayaan bagi kerajaan.
922 - Dari sebuah laporan tertulis diketahui seorang musafir Tiongkok telah datang kekerajaan Kahuripan di Jawa Timur dan maharaja Jawa telah menghadiahkan pedang pendek berhulu gading berukur pada kaisar Tiongkok.
932 - Restorasi kekuasaan Kerajaan Sunda. Hal ini muncul melalui Prasasti Kebon Kopi II yang bertanggal 854 Saka atau 932 Masehi. [2]
1292 - Musafir Venesia, Marco Polo singgah di bagian utara Sumatera dalam perjalanan pulangnya dari Tiongkok ke Persia melalui laut. Marco Polo berpendapat bahwa Perlak merupakan sebuah kota Islam.
1292 - Raden Wijaya, atas izin Jayakatwang, membuka hutan tarik menjadi permukiman yang disebut Majapahit. Nama ini berasal dari pohon Maja yang berbuah pahit di tempat ini.[3]
1293 - Raden Wijaya memanfaatkan tentara Mongol untuk menggulingkan Jayakatwang di Kediri. Memukul mundur tentara Mongol, lalu ia naik takhta sebagai raja Majapahit pertama pada 12 November.[3]
1293 - 1478 - Kota Majapahit menjadi pusat kemaharajaan yang pengaruhnya membentang dari Sumatera ke Papua, kecuali Sunda dan Madura. Kawasan urban yang padat dihuni oleh populasi yang kosmopolitan dan menjalankan berbagai macam pekerjaan. Kitab Negarakertagama menggambarkan keluhuran budaya Majapahit dengan cita rasa yang halus dalam seni, sastra, dan ritual keagamaan.[3]
1345-1346 - Musafir Maroko, Ibn Battuta melewati Samudra dalam perjalanannya ke dan dari Tiongkok. Diketahui juga bahwa Samudra merupakan pelabuhan yang sangat penting, tempat kapal-kapal dagang dari India dan Tiongkok. Ibn Battuta mendapati bahwa penguasa Samudra adalah seorang pengikut Mahzab Syafi'i salah satu ajaran dalam Islam.
1350-1389 - Puncak kejayaan Majapahit dibawah pimpinan raja Hayam Wuruk dan patihnya Gajah Mada. Majapahit menguasai seluruh kepulauan di asia tenggara bahkan jazirah Malaya sesuai dengan "Sumpah Palapa" yang menyatakan bahwa Gajah Mada menginginkan Nusantara bersatu.
1478 Majapahit runtuh akibat serangan Demak. Kota ini berangsur-angsur ditinggalkan penduduknya, tertimbun tanah, dan menjadi hutan jati.[3]
1570 - Pajajaran, ibukota Kerajaan Hindu terakhir di pulau Jawa dihancurkan oleh Kesultanan Banten.

Selasa, 17 Mei 2011

Kerajaan Mataram Islam


Kesultanan Mataram adalah kerajaan Islam di Pulau Jawa yang pernah berdiri pada abad ke-17. Kerajaan ini dipimpin suatu dinasti keturunan Ki Ageng Sela dan Ki Ageng Pemanahan, yang mengklaim sebagai suatu cabang ningrat keturunan penguasa Majapahit. Asal-usulnya adalah suatu Kadipaten di bawah Kesultanan Pajang, berpusat di "Bumi Mentaok" yang diberikan kepada Ki Ageng Pemanahan sebagai hadiah atas jasanya. Raja berdaulat pertama adalah Sutawijaya (Panembahan Senapati), putra dari Ki Ageng Pemanahan.
Kerajaan Mataram pada masa keemasannya pernah menyatukan tanah Jawa dan sekitarnya, termasuk Madura. Negeri ini pernah memerangi VOC di Batavia untuk mencegah semakin berkuasanya firma dagang itu, namun ironisnya malah harus menerima bantuan VOC pada masa-masa akhir menjelang keruntuhannya.
Mataram merupakan kerajaan berbasis agraris/pertanian dan relatif lemah secara maritim. Ia meninggalkan beberapa jejak sejarah yang dapat dilihat hingga kini, seperti kampung Matraman di Batavia/Jakarta, sistem persawahan di Pantura Jawa Barat, penggunaan hanacaraka dalam literatur bahasa Sunda, politik feodal di Pasundan, serta beberapa batas administrasi wilayah yang masih berlaku hingga sekarang.
Sutawijaya naik tahta setelah ia merebut wilayah Pajang sepeninggal Hadiwijaya dengan gelar Panembahan Senopati. Pada saat itu wilayahnya hanya di sekitar Jawa Tengah saat ini, mewarisi wilayah Kerajaan Pajang. Pusat pemerintahan berada di Mentaok, wilayah yang terletak kira-kira di timur Kota Yogyakarta dan selatan Bandar Udara Adisucipto sekarang. Lokasi keraton (tempat kedudukan raja) pada masa awal terletak di Banguntapan, kemudian dipindah ke Kotagede. Sesudah ia meninggal (dimakamkan di Kotagede) kekuasaan diteruskan putranya Mas Jolang yang setelah naik tahta bergelar Prabu Hanyokrowati.
Pemerintahan Prabu Hanyokrowati tidak berlangsung lama karena beliau wafat karena kecelakaan saat sedang berburu di hutan Krapyak. Karena itu ia juga disebut Susuhunan Seda Krapyak atau Panembahan Seda Krapyak yang artinya Raja (yang) wafat (di) Krapyak. Setelah itu tahta beralih sebentar ke tangan putra keempat Mas Jolang yang bergelar Adipati Martoputro. Ternyata Adipati Martoputro menderita penyakit syaraf sehingga tahta beralih ke putra sulung Mas Jolang yang bernama Mas Rangsangpada masa pemerintahan Mas Rangsang,Mataram mengalami masa keemasan.
Sesudah naik tahta Mas Rangsang bergelar Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo atau lebih dikenal dengan sebutan Sultan Agung. Pada masanya Mataram berekspansi untuk mencari pengaruh di Jawa. Wilayah Mataram mencakup Pulau Jawa dan Madura (kira-kira gabungan Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur sekarang). Ia memindahkan lokasi kraton ke Kerta (Jw. "kertå", maka muncul sebutan pula "Mataram Kerta"). Akibat terjadi gesekan dalam penguasaan perdagangan antara Mataram dengan VOC yang berpusat di Batavia, Mataram lalu berkoalisi dengan Kesultanan Banten dan Kesultanan Cirebon dan terlibat dalam beberapa peperangan antara Mataram melawan VOC. Setelah wafat (dimakamkan di Imogiri), ia digantikan oleh putranya yang bergelar Amangkurat (Amangkurat I).
Amangkurat I memindahkan lokasi keraton ke Pleret (1647), tidak jauh dari Kerta. Selain itu, ia tidak lagi menggunakan gelar sultan, melainkan "sunan" (dari "Susuhunan" atau "Yang Dipertuan"). Pemerintahan Amangkurat I kurang stabil karena banyak ketidakpuasan dan pemberontakan. Pada masanya, terjadi pemberontakan besar yang dipimpin oleh Trunajaya dan memaksa Amangkurat bersekutu dengan VOC. Ia wafat di Tegalarum (1677) ketika mengungsi sehingga dijuluki Sunan Tegalarum. Penggantinya, Amangkurat II (Amangkurat Amral), sangat patuh pada VOC sehingga kalangan istana banyak yang tidak puas dan pemberontakan terus terjadi. Pada masanya, kraton dipindahkan lagi ke Kartasura (1680), sekitar 5km sebelah barat Pajang karena kraton yang lama dianggap telah tercemar.
Pengganti Amangkurat II berturut-turut adalah Amangkurat III (1703-1708), Pakubuwana I (1704-1719), Amangkurat IV (1719-1726), Pakubuwana II (1726-1749). VOC tidak menyukai Amangkurat III karena menentang VOC sehingga VOC mengangkat Pakubuwana I (Puger) sebagai raja. Akibatnya Mataram memiliki dua raja dan ini menyebabkan perpecahan internal. Amangkurat III memberontak dan menjadi "king in exile" hingga tertangkap di Batavia lalu dibuang ke Ceylon.
Kekacauan politik baru dapat diselesaikan pada masa Pakubuwana III setelah pembagian wilayah Mataram menjadi dua yaitu Kesultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Surakarta tanggal 13 Februari 1755. Pembagian wilayah ini tertuang dalam Perjanjian Giyanti (nama diambil dari lokasi penandatanganan, di sebelah timur kota Karanganyar, Jawa Tengah). Berakhirlah era Mataram sebagai satu kesatuan politik dan wilayah. Walaupun demikian sebagian masyarakat Jawa beranggapan bahwa Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta adalah "ahli waris" dari Kesultanan Mataram.
1558 - Ki Ageng Pemanahan dihadiahi wilayah Mataram oleh Sultan Pajang Adiwijaya atas jasanya mengalahkan Arya Penangsang.
1577 - Ki Ageng Pemanahan membangun istananya di Pasargede atau Kotagede.
1584 - Ki Ageng Pemanahan meninggal. Sultan Pajang mengangkat Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan sebagai penguasa baru di Mataram, bergelar "Ngabehi Loring Pasar" (karena rumahnya di utara pasar).
1587 - Pasukan Kesultanan Pajang yang akan menyerbu Mataram porak-poranda diterjang badai letusan Gunung Merapi. Sutawijaya dan pasukannya selamat.
1588 - Mataram menjadi kerajaan dengan Sutawijaya sebagai Sultan, bergelar "Senapati Ingalaga Sayidin Panatagama" artinya Panglima Perang dan Ulama Pengatur Kehidupan Beragama.
1601 - Panembahan Senopati wafat dan digantikan putranya, Mas Jolang yang bergelar Panembahan Hanyakrawati dan kemudian dikenal sebagai "Panembahan Seda ing Krapyak" karena wafat saat berburu (jawa: krapyak).
1613 - Mas Jolang wafat, kemudian digantikan oleh putranya Pangeran Aryo Martoputro. Karena sering sakit, kemudian digantikan oleh kakaknya Raden Mas Rangsang. Gelar pertama yang digunakan adalah Panembahan Hanyakrakusuma atau "Prabu Pandita Hanyakrakusuma". Setelah Menaklukkan Madura beliau menggunakan gelar "Susuhunan Hanyakrakusuma". Terakhir setelah 1640-an beliau menggunakan gelar bergelar "Sultan Agung Senapati Ingalaga Abdurrahman"
1645 - Sultan Agung wafat dan digantikan putranya Susuhunan Amangkurat I.
1645 - 1677 - Pertentangan dan perpecahan dalam keluarga kerajaan Mataram, yang dimanfaatkan oleh VOC.
1677 - Trunajaya merangsek menuju Ibukota Pleret. Susuhunan Amangkurat I mangkat. Putra Mahkota dilantik menjadi Susuhunan Amangkurat II di pengasingan. Pangeran Puger yang diserahi tanggung jawab atas ibukota Pleret mulai memerintah dengan gelar Susuhunan Ing Ngalaga.
1680 - Susuhunan Amangkurat II memindahkan ibukota ke Kartasura.
1681 - Pangeran Puger diturunkan dari tahta Pleret.
1703 - Susuhunan Amangkurat III wafat. Putra mahkota diangkat menjadi Susuhunan Amangkurat III.
1704 - Dengan bantuan VOC Pangeran Puger ditahtakan sebagai Susuhunan Paku Buwono I. Awal Perang Tahta I (1704-1708). Susuhunan Amangkurat III membentuk pemerintahan pengasingan.
1708 - Susuhunan Amangkurat III ditangkap dan dibuang ke Srilanka sampai wafatnya pada 1734.
1719 - Susuhunan Paku Buwono I meninggal dan digantikan putra mahkota dengan gelar Susuhunan Amangkurat IV atau Prabu Mangkurat Jawa. Awal Perang Tahta II (1719-1723).
1726 - Susuhunan Amangkurat IV meninggal dan digantikan Putra Mahkota yang bergelar Susuhunan Paku Buwono II.
1742 - Ibukota Kartasura dikuasai pemberontak. Susuhunan Paku Buwana II berada dalam pengasingan.
1743 - Dengan bantuan VOC Ibukota Kartasura berhasil direbut dari tangan pemberontak dengan keadaan luluh lantak. Sebuah perjanjian sangat berat (menggadaikan kedaulatan Mataram kepada VOC selama belum dapat melunasi hutang biaya perang) bagi Mataram dibuat oleh Susuhunan Paku Buwono II sebagai imbalan atas bantuan VOC.
1745 - Susuhunan Paku Buwana II membangun ibukota baru di desa Sala di tepian Bengawan Beton.
1746 - Susuhunan Paku Buwana II secara resmi menempati ibukota baru yang dinamai Surakarta. Konflik Istana menyebabkan saudara Susuhunan, P. Mangkubumi, meninggalkan istana. Meletus Perang Tahta III yang berlangsung lebih dari 10 tahun (1746-1757) dan mencabik Kerajaan Mataram menjadi dua Kerajaan besar dan satu kerajaan kecil.
1749 - 11 Desember Susuhunan Paku Buwono II menandatangani penyerahan kedaulatan Mataram kepada VOC. Namun secara de facto Mataram baru dapat ditundukkan sepenuhnya pada
1830. 12 Desember Di Yogyakarta, P. Mangkubumi diproklamirkan sebagai Susuhunan Paku Buwono oleh para pengikutnya. 15 Desember van Hohendorff mengumumkan Putra Mahkota sebagai Susuhunan Paku Buwono III.
1752 - Mangkubumi berhasil menggerakkan pemberontakan di provinsi-provinsi Pasisiran (daerah pantura Jawa) mulai dari Banten sampai Madura. Perpecahan Mangkubumi-RM Said.
1754 - Nicolas Hartingh menyerukan gencatan senjata dan perdamaian. 23 September, Nota Kesepahaman Mangkubumi-Hartingh. 4 November, PB III meratifikasi nota kesepahaman. Batavia walau keberatan tidak punya pilihan lain selain meratifikasi nota yang sama.
1755 - 13 Februari Puncak perpecahan terjadi, ditandai dengan Perjanjian Giyanti yang membagi Kerajaan Mataram menjadi dua, yaitu Kesunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta. Pangeran Mangkubumi menjadi Sultan atas Kesultanan Yogyakarta dengan gelar "Ingkang Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengku Buwono Senopati Ing-Ngalaga Ngabdurakhman Sayidin Panatagama Khalifatullah" atau lebih populer dengan gelar Sri Sultan Hamengku Buwono I.
1757 - Perpecahan kembali melanda Mataram. R.M. Said diangkat sebagai penguasa atas sebuah kepangeranan, Praja Mangkunegaran yang terlepas dari Kesunanan Surakarta dengan gelar "Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangku Nagara Senopati Ing Ayudha".
1788 - Susuhunan Paku Buwono III mangkat.
1792 - Sultan Hamengku Buwono I wafat.
1795 - KGPAA Mangku Nagara I meninggal.
1799 - Voc dibubarkan
1813 - Perpecahan kembali melanda Mataram. P. Nata Kusuma diangkat sebagai penguasa atas sebuah kepangeranan, Kadipaten Paku Alaman yang terlepas dari Kesultanan Yogyakarta dengan gelar "Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Paku Alam".
1830 - Akhir perang Diponegoro. Seluruh daerah Manca nagara Yogyakarta dan Surakarta dirampas Belanda. 27 September, Perjanjian Klaten menentukan tapal yang tetap antara Surakarta dan Yogyakarta dan membagi secara permanen Kerajaan Mataram ditandatangani oleh Sasradiningrat, Pepatih Dalem Surakarta, dan Danurejo, Pepatih Dalem Yogyakarta. Mataram secara de facto dan de yure dikuasai oleh Hindia Belanda.