Kamis, 05 Mei 2011


Jakarta --- Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh menyebut pendidikan karakter tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab setiap warga negara. Setiap unit dalam kehidupan bernegara juga harus berperan dalam membangun pendidikan berkarakter. "Mulai dari unit terkecil, yaitu keluarga, kemudian sekolah, hingga peranan media massa," ujar Menter Nuh ketika menggelar jumpa pers dalam rangka Hari Pendidikan Nasional, Senin, (02/05).



M. Nuh menjelaskan ada tiga konsep pendidikan karakter. Pertama, pendidikan karakter yang menumbuhkan kesadaran sebagai makhluk Tuhan. "Karena sesama makhluk itulah, harus ditumbuhkan karakter kasih sayang. Maka tidak akan ada ruang untuk karakter kekerasan dan anarkis, karena sudah kita isi dengan karakter kasih sayang." Turunan karakter dari konsep pertama ini bisa dijabarkan menjadi karakter kejujuran dan optimisme.



Konsep kedua adalah karakter yang terkait dengan keilmuan. Tujuannya untuk membentuk budaya tradisi keilmuan, yang akan menimbulkan intellectual curiousity, atau kepenasaranan intelektual. Diharapkan, tumbuhnya kepenasaranan intelektual tersebut dapat memacu kreativitas dan inovasi dalam budaya keilmuan. "Masyarakat yang sudah tumbuh tradisi budaya keilmuannya, rasionalitasnya lebih dominan dibandingkan marahnya, atau emosinya," ujar Mendiknas.



Terakhir, konsep pendidikan karakter yaitu karakter yang terkait dengan kecintaan dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Menteri Nuh mengatakan, untuk mencintai dan merasa bangga akan sesuatu, perlu adanya rasa memiliki. Begitu juga dalam mencintai bangsa.

Namun Mendiknas menyadari, tanggung jawab pendidikan karakter ini menjadi tanggung jawab bersama tiap elemen masyarakat, termasuk media massa. Ia berharap, media massa dapat berperan besar dalam mengembangkan pendidikan berkarakter. "Tidak mungkin kami, kementerian bicara satu persatu kepada anggota masyarakat. Yang bisa melakukannya yaitu media massa. Satu kali omongan bisa untuk sekian juta orang," katanya.

Dalam pendidikan karakter, tidak hanya terdapat ranah kognitif semata, tetapi juga ranah afektif dan psikomotorik. "Maka dalam pendidikan karakter tidak hanya cukup di dalam kelas, tapi harus dikembangkan lagi budaya sekolahnya, budaya yang ada di masyarakat, budaya yang ada di keluarga, dan dalam hal ini media massa memiliki peran yang luar biasa," ucap Menteri Nuh. (lian)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

makasih buat saran n kunjungannya