Jumat, 10 Juni 2011

STRUKTUR TEORI AKUNTANSI


Sifat Struktur Teori Akuntansi
Struktur teori akuntansi tediri dari beberapa elemen-elemen berikut ini:
1. Pernyataan tujuan laporan keuangan
2. Pernyataan postulat dan konsep teoritis akuntansi yang terkait dengan asumsi lingkungan dan sifat unit akuntansi
3. Pernyataan tentang prinsip-prinsip dasar yang didasarkan pada postulat dan konsep teoritis
4. Batang tubuh teknik-teknik akutansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi

Postulat Akuntansi
1. Postulat entitas
Akuntansi mengukur hasil operasi dari suatu entitas yang terpisah dan berbeda dari pemilik entitas. Postulat entitas mengatakan bahwa setiap perusahaan merupakan unit akuntansi yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya dan perusahaan lain.
2. Postulat kelangsungan usaha
Postulat kelangsungan usaha atau postulat kontinuitas menyatakan bahwa entitas akuntansi akan terus beroperaasi untuk melaksanakan proyek, komitmen, dan aktivitas yg sedang berjalan
3. Postulat unit pengukur
Unit pertukaran dan pengukuran diperlukan untuk mencatat transaksi perusahaan dengan cara yang seragam. Pengukur umum yang dipilih dalam akuntansi adalah unit moneter
4. Postulat periode akuntansi
Sebagai tanggapan terhadap kendala yang disebabkan lingkungan pemakai, postulat periode akuntansi menyatakan bahwa laporan keuangan yang menggambarkan perubahan dalamkesejahteraan perusahaan seharusnya diungkapkan secara periodik.

Konsep Teoritis Akuntansi
1. Teori proprietary (teori kepemilikan)
Entitas sebagai agen, perwakilan atau susunan melalui wirausahawan, individual atau pengoperasi pemegang saham. Sudut pandang kelompok pemilik sebagai pusat kepentingan terefleksi dalam cara memelihara catatan akuntansi dan membuat laporan keuangan

2. Teori entitas
Teori entitas memandang bahwa entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pihak yang menyediakan modal pada entitas. Secara sederhana, unit bisnis, bukan pemilik, merupakan pusat kepentingan akuntansi. Unit bisnis memiliki sumber daya perusahaan dan bertanggungjawab terhadap pemilik maupun kreditor
3. Teori dana
Dalam teori dana, dasar akuntansi bukan teori proprietary maupun teori entitas, tetapi kelompok aset dan kewajiban dan restriksi terkait, disebut dana, yang mengatur penggunaan aset.

Prinsip Akuntansi
1. Prinsip Kos
Menurut prinsip kos, kos pemerolehan atau kos historis merupakan dasar penilaian yang memadai untuk mengakui pemerolehan semua barang dan jasa, expenses, kos, dan entitas.
2. Prinsip Revenue
Prinsip revenue menspesifikasi
a. Sifat komponen-kompnen revenue
Revenue diinterpretasikan sebagai
• Aliran masuk aset bersih yang berasal dari penjualan barang atau jasa
• Aliran keluar barang atau jasa dari perusahaan kepada pelanggan
• Produk perusahaan yang dihasilkan dari penciptaan barang atau jasa oleh perusahaan selama periode waktu tertentu
b. Pengukuran Revenue
Kriteria sepsifik pengukuran revenue dan income adalah:
• Diperoleh dalam satu atau beberapa pengertian
• Dalam bentuk yang dapat didistribusikan
• Hasil atas konversi yang timbul dari transaksi antara perusahaan dan pihak eksternal
• Hasil dari penjualan yang sah atau proses serupa
• Dipotong dari modal
• Dalam bentuk aset lancar
• Dampak kotor dan bersih pada ekuitas pemegang saham harus dapat diestimasi dengan tingkat reliabilitas tinggi
c. Waktu pengakuan revenue

3. Prinsip Penandingan
Prinsip penandingan menyatakan bahwa expenses harus diakui pada periode yang sama dengan revenue, dan expenses yang terkait kemudian diakui. Hubungan antara revenue dan expenses tergantung pada satu dari empat kriteria:
• Penandingan langsung kos yang terpakai dengan revenue
• Penandingan langsung kos yg telah terpakai dengan periodenya
• Alokasi kos selama periode yang mendapatkan manfaat
• Menjadikan expenses semua kos lain dalam periode terjadinya
4. Prinsip Objektivitas
Kegunaan informasi keuangan tergantung pada tingkat reliabilitas prosedur pengukuran yang digunakan. Karena menjamin reliabilitas maksimum adalah sangat sulit, akuntan telah menggunakan prinsip objektivitas, bagaimanapun telah menjadi subjek interpretasi yang berbeda.
5. Prinsip Konsistensi
Prinsip konsistensi menyatakan bahwa peristiwa ekonomi yang serupa seharunya dicatat dan dilaporkan secara konsisten dari periode ke periode
6. Prinsip Pengungkapan Penuh
Pengungkapan penuh mensyaratkan bahwa laporan keuangan didesain dan dibuat untuk menggambarkan secara akurat peristiwa ekonomi yang telah mempengaruhi perusahaan untuk suatu peride dan memuat informasi yang memadai untuk membuat laporan berguna dan tidak menyesatkan bagi rata-rata investor
7. Prinsip Konservatisme
Prinsip konservatisme merupakan prinsip pengecualian atau modifikasi dalam artian bahwa prinsip tersebut bertindak sebagai batasan untuk penyajian data akuntansi yang relevan dan reliabel.
8. Prinsip Materialitas
Prinsip materialitas nerupakan prinsip pengecualian atau modifikasi. Prinsip ini menyatakan bahwa transaksi dan peristiwa yang tidak memiliki dampak ekonomi signifikan dapat diatasi dengan cara yang paling tepat, apakah transaksi tersebut sesuai dengan PABU atau tidak, dan tidak perlu diungkapkan
9. Prinsip Keseragaman Dan Komparabel
Tujuan yang diinginkan adalah mencapai komparabilitas laporan keuangan dengan mengurangi keanekaragaman yang tercipta karena penggunaan prosedur akuntansi yang berbeda oleh perusahaan yang berbeda

KEJUJURAN, PENGUNGKAPAN DAN TREN MASA DEPAN DALAM AKUNTANSI

Kejujuran Dalam Akuntansi
1. Kejujuran sebagai netralitas
Kejujuran terutama digunakan dalam literatur akuntansi profesional dan pernyataan-pernyataan sebagai sebuah ungkapan netralitas akuntan dalam membuat laporan keuangan.
2. Doktrin benar dan jujur
Kata benar didasarkan pada fakta, fakta-fakta yang tidak menimbulkan distorsi, betul, sesuai dengan aturan, antar fakta tidak saling bertolakbelakang, objektif, bentuk secara material, sesuai dengan yang terjadi. Sedangkan jujur berarti tidak rancu, lebih mengutamakan arti daripada bentuk, refleksi yang tepat

Kejujuran Dalam Distribusi
1. Kaitan dengan pertanyaan-pertanyaan distribusi
Pandangan konvensional mengenai kejujutan sebagai netralitas daam penyajian telah mengabaikan masalah-masalah distribusi. Penekanannya hanya pada pembuatan dan pengungkapan hasil akuntansi, bukan distribusi. Pandangan mengenai kejujuran sebagai netralitas dalam penyajian bukannya tanpa kritik. Williams menjelaskannya sebagai sebuah proses evaluasi dua atribut:
• Bahwa pembuat evaluasi sadar mengenai kondisi yang dapat terjadi sebagai konsekuensi tindakannya dalam membuat keputusan yang jujur atau tidak jujur
• Bahwa usaha evaluasi dengan menggunakan perspektif, tidak memihak
2. Kejujuran sebagai konsep keadilan moral
Agar kejujuran dianggap sebagai konsep keadilan moral, harus dibuat kesesuaian antara teori utama yang membahas mengenai keadilan distributive, yaitu
• Kontribusi Rawls
Teori keadilan rawls bertujuan untuk megembangkan sebuah teori mengenai keadilan dalam bentuk prinsip-prinsip yang dapat diterapkan untuk mengebangkan struktur dasar masyarakat dan memberikan tantangan langsung bagi pendekatan utilitarianisme. Teori rawls dapat diterapkan dalam akuntansi karena teori ini mengusulkan adanya ketergantungan pada tabir kebodohan pada setiap situasi, yang menuntut adanya pilihan dalam akuntansi yang akhirnya menghasilkan solusi yang netral, jujur, dan adil secara social
• Kontribusi nozick
Sementara rawls tertarik dengan keadilan pada pola distribusi, nozick tertarik dengan proses terjadinya distribusi. Nozick berpendapat bahwa teori keadilan rawls mengabaikan hak manusi, sehingga tidak dapat dibenarkan secara moral
• Kontribusi Gerwith
Tujuan teori keadilan gerwith adalah untuk memberikan pembenaran rasional bagi prinsip-prinsip moral agara dapat membedakan secara objektif antara tindakan dan kebiasaan yang benar secara moral dengan tindakan dan kebiasaan yang salah secara moral.

Kejujuran Dalam Pengungkapan
1. Kebutuhan untuk mengembangkan pengungkapan
• Usulan pengungkapan Bedford:
Bedford mengusulkan perluasan pengungkapan akuntansi untuk meringankan masalah yang ditimbulkan oleh doktrin kejujuran dalam akuntansi
• Teori lev mengenai kebijakan akuntansi yang wajar dan efisien
Lev mengusulkan teori mengenai kebijakan akuntansi yang wajar dan efisien. Lev berpendapat bahwa kemajuan dalam mengungkapkan masala kebijakan akuntansi yang asasi dapat dicapat dengan melihat perhatian pembuat kebijakan secara eksplisit, yaitu keadilan pasar modal.
• Keunggulan pengguna Gaa
• Temuan-temuan komite Jenkins
Komite Jenkins bertugas menentukan
a. Sifat dan cakupan informasi yang seharusnya dilaporkan oleh pihak manajemen
b. Cakupan infomasi yang seharusnya dilaporkan oleh auditor
• Pengungkapan akuntansi yang diperluas
2. Pelaporan nilai tambah
Tujuan pengungkapan ini adalah
a. Untuk menjelaskan item-item yang diakui dan untuk menyediakan ukuran yang relevan bagi item-item tersebut, selain ukuran dalam laporan keuangan
b. Menjelaskan item yang belum diakui
c. Menyediakan informasi untuk membantu investor dan kreditor
d. Menyediakan informasi bagi pengguna laporan keuangan
e. Membantu investor dalam menetapkan return dan investasinya
3. Pelaporan tentang karyawan
Dengan adanya karyawan dan serikat pekerja sebagai pengguna informasi akuntansi yang potensial, dan untuk berbagai alas an yang baik, tampak bahwa laporan tahunan bagi pemegang saham bukan merupakan dokumen yang dapat mencakup kepentingan semua pihak
4. Pelaporan dan akuntansi social
5. Pengungkapan informasi penganggaran
6. Pelaporan dan akuntansi aliran kas
7. Akuntansi sumber daya manusia

http://kuliahbandoro.wordpress.com/2010/12/16/struktur-teori-akuntansi/

EVALUASI PENDIDIKAN


Evaluasi merupakan kegiatan pengumpulan kenyataan mengenai proses pembelajaran secara sistematis untuk menetapkan apakah terjadi perubahan terhadap peserta didik dan sejauh apakah perubahan tersebut mempengaruhi kehidupan peserta didik. (dikutip dari Bloom et.all 1971).
Stufflebeam et.al 1971 mengatakan bahwa evaluasi adalah proses menggambarkan, memperoleh dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan.
Evaluasi sendiri memiliki beberapa prinsip dasar yaitu ;
1. Evaluasi bertujuan membantu pemerintah dalam mencapai tujuan pembeljaran bagi masyrakat.
2. Evaluasi adalah seni, tidak ada evaluasi yang sempurna, meski dilkukan dengan metode yang berbeda.
3. Pelaku evaluasi atau evaluator tidak memberikan jawaban atas suatu pertanyaan tertentu. Evaluator tidak berwennag untuk memberikan rekomendasi terhadap keberlangsungan sebuah program. Evaluator hanya membantu memberikan alternatif.
4. Penelitian evaluasi adalah tanggung jawab tim bukan perorangan.
5. Evaluator tidak terikat pada satu sekolah demikian pula sebaliknya.
6. evaluasi adalah proses, jika diperlukan revisi maka lakukanlah revisi.
7. Evaluasi memerlukan data yang akurat dan cukup, hingga perlu pengalaman untuk pendalaman metode penggalian informasi.
8. Evaluasi akan mntap apabila dilkukan dengan instrumen dan teknik yang aplicable.
9. Evaluator hendaknya mampu membedakan yang dimaksud dengan evaluasi formatif, evaluasi sumatif dan evaluasi program.
10. Evaluasi memberikan gambaran deskriptif yang jelas mengenai hubungan sebab akibat, bukan terpaku pada angka soalan tes.
Dengan demikian dapat dimengerti bahwa sesungguhnya evaluasi adalah proses mengukur dan menilai terhadap suatu objek dengan menampilkan hubungan sebab akibat diantara faktor yang mempengaruhi objek tersebut.
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang terjadi dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran memiliki 3 hal penting yaitu, input, transformasi dan output. Input adalah peserta didik yang telah dinilai kemampuannya dan siap menjalani proses pembelajaran.
transformasi adalah segala unsur yang terkait dengan proses pembelajaran yaitu ; guru, media dan bahan beljar, metode pengajaran, sarana penunjang dan sistem administrasi. Sedangkan output adalah capaian yang dihasilkan dari proses pembelajaran.
Evaluasi pendidikan memiliki beberapa fungsi yaitu ;
1. Fungsi selektif
2. Fungsi diagnostik
3. Fungsi penempatan
4. Fungsi keberhasilan
Maksud dari dilakukannya evaluasi adalah ;
1. Perbaikan sistem
2. Pertanggungjawaban kepada pemerintah dan masyarakat
3. Penentuan tindak lanjut pengembangan
PRINSIP PRINSIP EVALUASI
1. Keterpaduan
2. evauasi harus dilakukan dengan prinsip keterpaduan antara tujuan intrusional pengajaran, materi pembelajaran dan metode pengjaran.
3. Keterlibatan peserta didik
4. prinsip ini merupakan suatu hal yang mutlak, karena keterlibatan peserta didik dalam evaluasi bukan alternatif, tapi kebutuhan mutlak.
5. Koherensi
6. evaluasi harus berkaitan dengan materi pengajaran yang telah dipelajari dan sesuai dengan ranah kemampuan peserta didik yang hendak diukur.
7. 4. Pedagogis
8. Perlu adanya tool penilai dari aspek pedagogis untuk melihat perubahan sikap dan perilaku sehingga pada akhirnya hasil evaluasi mampu menjadi motivator bagi diri siswa.
9. Akuntabel
10. Hasil evaluasi haruslah menjadi aalat akuntabilitas atau bahan pertnggungjawaban bagi pihak yang berkepentingan seeprti orangtua siswa, sekolah, dan lainnya.
TEKNIK EVALUASI
Teknik evaluasi digolongkan menjadi 2 yaitu teknik tes dan teknik non Tes
1. teknik non tes meliputi ; skala bertingkat, kuesioner,daftar cocok, wawancara, pengamatan, riwayat hidup.
a. Rating scale atau skala bertingkat menggambarkan suatu nilai dalam bentuk angka. Angka-angak diberikan secara bertingkat dari anggak terendah hingga angkat paling tinggi. Angka-angka tersebut kemudian dapat dipergunakan untuk melakukan perbandingan terhadap angka yang lain.
b. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang terbagi dalam beberapa kategori. Dari segi yang memberikan jawaban, kuesioner dibagi menjadi kuesioner langsung dan kuesioner tidak langsung. Kuesioner langsung adalah kuesioner yang dijawab langsung oleh orang yang diminta jawabannya. Sedangkan kuesiioner tidak langsung dijawab oleh secara tidak langsung oleh orang yang dekat dan mengetahui si penjawab seperti contoh, apabila yang hendak dimintai jawaban adalah seseorang yang buta huruf maka dapat dibantu oleh anak, tetangga atau anggota keluarganya. Dan bila ditinjau dari segi cara menjawab maka kuesioner terbagi menjadi kuesioner tertutup dan kuesioner terbuka. Kuesioner tertututp adalah daftar pertanyaan yang memiliki dua atau lebih jawaban dan si penjawab hanya memberikan tanda silang (X) atau cek (√) pada awaban yang ia anggap sesuai. Sedangkan kuesioner terbuka adalah daftar pertanyaan dimana si penjawab diperkenankan memberikan jawaban dan pendapat nya secara terperinci sesuai dengan apa yang ia ketahui.
c. Daftar cocok adalah sebuah daftar yang berisikan pernyataan beserta dengan kolom pilihan jawaban. Si penjawab diminta untuk memberikan tanda silang (X) atau cek (√) pada awaban yang ia anggap sesuai.
d. Wawancara, suatu cara yang dilakukan secara lisan yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tujuan informsi yang hendak digali. wawancara dibagi dalam 2 kategori, yaitu pertama, wawancara bebas yaitu si penjawab (responden) diperkenankan untuk memberikan jawaban secara bebas sesuai dengan yang ia diketahui tanpa diberikan batasan oleh pewawancara. Kedua adalah wawancara terpimpin dimana pewawancara telah menyusun pertanyaan pertanyaan terlebih dahulu yang bertujuan untuk menggiring penjawab pada informsi-informasi yang diperlukan saja.
e. Pengamatan atau observasi, adalah suatu teknik yang dilakuakn dengan mengamati dan mencatat secara sistematik apa yang tampak dan terlihat sebenarnya. Pengamatan atau observasi terdiri dari 3 macam yaitu : (1) observasi partisipan yaitu pengamat terlibat dalam kegiatan kelompok yang diamati. (2) Observasi sistematik, pengamat tidak terlibat dalam kelompok yang diamati. Pengamat telah membuat list faktor faktor yang telah diprediksi sebagai memberikan pengaruh terhadap sistem yang terdapat dalam obejek pengamatan.
f. Riwayat hidup, evaluasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi mengenai objek evaluasi sepanjang riwayat hidup objek evaluasi tersebut.
2. Teknik tes. Dalam evaluasi pendidikan terdapat 3 macam tes yaitu :
a. tes diagnostik
b. tes formatif
c. tes sumatif
Penjelasan mengenai 3 macam tes diatas dapat dibaca pada bagian Teknik Tes
PROSEDUR MELAKSANAKAN EVALUASI
Dalam melaksanakan evaluasi pendidikan hendaknya dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa evaluasi pendidikan secara garis besar melibatkan 3 unsur yaitu input, proses dan out put. Apabila prosesdur yang dilakukan tidak bercermin pada 3 unsur tersebut maka dikhawatirkan hasil yang digambarkan oleh hasil evaluasi tidak mampu menggambarkan gambaran yang sesungguhnya terjadi dalam proses pembelajaran. Langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan evaluasi pendidikan secara umum adalah sebagai berikut :
a. perencanaan (mengapa perlu evaluasi, apa saja yang hendak dievaluasi, tujuan evaluasi, teknikapa yang hendak dipakai, siapa yang hendak dievaluasi, kapan, dimana, penyusunan instrument, indikator, data apa saja yang hendak digali, dsb)
b. pengumpulan data ( tes, observasi, kuesioner, dan sebagainya sesuai dengan tujuan)
c. verifiksi data (uji instrument, uji validitas, uji reliabilitas, dsb)
d. pengolahan data ( memaknai data yang terkumpul, kualitatif atau kuantitatif, apakah hendak di olah dengan statistikatau non statistik, apakah dengan parametrik atau non parametrik, apakah dengan manual atau dengan software (misal : SAS, SPSS )
e. penafsiran data, ( ditafsirkan melalui berbagai teknik uji, diakhiri dengan uji hipotesis ditolak atau diterima, jika ditolak mengapa? Jika diterima mengapa? Berapa taraf signifikannya?) interpretasikan data tersebut secara berkesinambungan dengan tujuan evaluasi sehingga akan tampak hubungan sebab akibat. Apabila hubungan sebab akibat tersebut muncul maka akan lahir alternatif yang ditimbulkan oleh evaluasi itu.

http://sylvie.edublogs.org/2007/04/27/evaluasi-pendidikan/comment-page-1/